Wakil Ketua DPRD Ini Ingatkan PT FAL Stop Beraktivitas. Tetap ngotot, Ini Ancaman Pidananya
By beritage |
GETARBABEL.COM, BANGKA- Wakil Ketua DPRD Bangka Taufik Koriyanto SH MH…
Tuesday, 24 June 2025
:Oleh: Maman Supriatman || Alumni HMI
Perang Israel-Iran bukan hanya pertarungan geopolitik biasa. Dalam perspektif Eskatologi Islam, benturan ini berpotensi memicu rangkaian besar peristiwa akhir zaman.
Meski belum semua tanda besar muncul, namun tanda-tanda pendahuluan makin terang terlihat di tengah pusaran sejarah yang kian panas.
Benarkah kita sedang menuju pertempuran final?
Posisi Israel dan Iran dalam Lanskap Eskatologi Islam
Hadis Sahih Muslim No. 2947 menyatakan bahwa Dajjal akan diikuti oleh 70.000 orang Yahudi dari Isfahan yang mengenakan jubah hijau¹.
Ini mengisyaratkan bahwa Isfahan, kota dengan komunitas Yahudi tertua di Timur Tengah, akan berperan penting dalam konstelasi akhir zaman.
Jika rezim Syiah Iran jatuh dan digantikan oleh kekuatan pro-Barat atau pro-Israel, Isfahan bisa menjadi markas pasukan Dajjal sebagaimana disebut dalam hadits itu.
Israel, yang oleh sebagian besar ulama eskatologis dianggap sebagai representasi kekuatan global zalim, dapat makin dominan dan memantapkan peranannya dalam narasi apokaliptik Islam.
Beberapa teori menambahkan bahwa Revolusi Islam Iran 1979 justru menunda kemunculan Dajjal, karena menantang hegemoni Israel dan AS secara langsung.
Sementara itu, Syiah Imamiyah menempatkan dirinya sebagai pelayan kemunculan Imam Mahdi al-Muntazhar, yakni Imam ke-12 dari keturunan Nabi Muhammad ﷺ yang sedang ghaib dan akan muncul kembali untuk menegakkan keadilan.²
Rezim Iran bahkan membentuk kebijakan luar negeri dan militernya berdasarkan visi ini—di antaranya dukungan terhadap Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman, dalam perlawanan terhadap Israel di Palestina.
Sebaliknya, dalam tradisi Sunni, Mahdi adalah sosok manusia biasa dari keturunan Nabi ﷺ yang belum lahir atau belum muncul ke publik, namun akan dibaiat di dekat Ka’bah dan kemudian memimpin umat Islam dalam menghadapi kezaliman global, termasuk melawan Dajjal dan kekuatan Barat.³
Nuansa Sunni–Syiah: Siapa yang Membawa Panji Mahdi?
Jika Iran sebagai negara Syiah runtuh, maka jalur eskatologi Syiah terputus dan berpotensi menggeser peran “penanti Mahdi” ke kelompok Sunni seperti pasukan Khurasan (yang disebut dalam hadis sebagai pendukung Mahdi).⁴
Sebaliknya, jika Iran bertahan dan menang, maka Syiah bisa memonopoli narasi kebangkitan Islam global. Ini dapat memicu ketegangan intra-Islam lebih dalam, bahkan membuka potensi konflik Sunni-Syiah global yang dilibatkan dalam perang dunia mendatang.
Kemungkinan Arah Perang Menuju Akhir Zaman
Serangan Iran ke kilang minyak Israel di Ashdod menandai eskalasi. Jika AS dan Israel merespons dengan serangan besar dan menjatuhkan pemerintahan Iran, maka kekosongan kekuasaan dapat diisi kekuatan pro-Barat atau kelompok Yahudi Isfahan. Ini merealisasikan hadits tentang pasukan Dajjal dari Isfahan.
Efek geopolitik:
Krisis energi global
Lonjakan harga minyak → resesi global
Keterlibatan kekuatan besar → potensi Perang Dunia III
Jika Iran berhasil memukul balik, maka narasi Mahdi versi Syiah bisa semakin menguat. Namun, ini menimbulkan resistensi dari dunia Sunni, terutama dari blok Teluk.
Jika konflik melibatkan:
Turki (NATO) di utara
Arab Saudi–Teluk (Sunni pro-Barat) di selatan
Rusia dan AS sebagai kekuatan global
Maka potensi perang besar di Syam terbuka. Ini disebut Malhamah Kubra⁵, pertempuran besar akhir zaman di Dabiq dan Amik sebagaimana disebut dalam hadits⁶.
Tanda-Tanda Strategis yang Perlu Dipantau
Berikut adalah indikator geopolitik dan eskatologis yang harus terus diawasi:
✅ Penguasaan penuh atas Yerusalem dan proyek pembangunan Bait Suci Ketiga, Pax Judaica.
✅ Perubahan rezim Iran dan kontrol atas Isfahan
✅ Munculnya sosok karismatik yang mengklaim sebagai Mahdi
✅ Perang multinasional di wilayah Syam (Palestina, Suriah, Irak, Libanon, Yordan).
Semua skenario peristiwa besar di atas, sepenuhnya sejalan dengan narasi Eskatologi Islam: Israel ingin menjadi penguasa baru dunia (Pax Judaica) menggantikan Pax Amricana; maka mereka perlu memaksakan pergantian rezim Iran.⁷
Kesimpulan: Jalan Menuju Akhir Zaman Terbuka, Tapi Belum Final
Konflik Israel-Iran menunjukkan pola yang sejalan dengan narasi eskatologis Islam. Tapi harus diakui bahwa:
Dajjal belum muncul terang-terangan
Imam Mahdi belum dikenal dan dibaiat
Perang global belum terjadi sepenuhnya
Oleh karena itu, perang ini lebih tepat disebut sebagai Pemanasan Strategis Eskatologis.
Epilog: Menjelang Konfrontasi Besar Akhir Zaman
Dunia sedang mengarah menuju dua kutub kekuatan akhir zaman:
Kedua tokoh ini belum muncul terang-terangan, namun panggungnya sedang disiapkan. Isfahan dan Khurasan menjadi simbol geopolitik dan spiritual yang makin relevan.
Krisis energi, runtuhnya sistem global, dan kebangkitan spiritualitas Islam adalah sinyal bahwa sejarah tidak bergerak acak. Dunia tengah menuju sesuatu yang besar.
“Sesungguhnya janji Allah itu pasti datang, maka janganlah kamu merasa lemah.”
(QS. Ar-Rum: 60).
Sikap terbaik:
🕊️ Jangan panik. Jangan terpancing. Tapi jangan lalai.
Bangun kesadaran umat. Perkuat keimanan. Satukan barisan. Eskatologi bukan ramalan kosong, melainkan peta spiritual untuk menghadapi zaman badai.
Catatan Kaki
¹ Sahih Muslim No. 2947, dari Anas bin Malik. Dinyatakan shahih oleh Muslim bin al-Hajjaj. “Dajjal akan diikuti oleh 70.000 orang Yahudi Isfahan, memakai jubah hijau.”
² Hadis dan riwayat tentang Imam Mahdi Ghaib dari kalangan Syiah banyak ditemukan dalam literatur al-Kafi dan Bihar al-Anwar, namun tidak diakui dalam sumber Sunni.
³ Sunan Abu Dawud No. 4282, dari Ali bin Abi Thalib, dinilai hasan shahih. “Mahdi adalah dari keluargaku…”
⁴ Musnad Ahmad No. 22387, dari Tsauban: “Akan muncul panji hitam dari arah Khurasan…” Dinilai hasan li ghayrihi oleh Ibn Katsir dan al-Haitsami.
⁵ Istilah “Malhamah Kubra” disebut dalam berbagai hadis fitan, termasuk dalam Sahih Muslim, Kitab al-Fitan, bagian awal.
⁶ Sahih Muslim No. 2897, dari Abu Hurairah: “Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga bangsa Romawi turun di A’muq atau Dabiq.
⁷ Skenario ini bisa dideduksikan dari Hadits berikut:
“Kalian akan memerangi Jazirah Arab, lalu Allah membukakannya untuk kalian; kemudian Persia, lalu Allah membukakannya; lalu Romawi, lalu Allah membukakannya; kemudian Dajjal, maka Allah akan mengalahkannya.”
Kitab Shahih Muslim, 5161 (dalam penomoran al-Alamiyah). Rujukan Lain: Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrath al-Sa‘ah (Kitab tentang fitnah dan tanda-tanda kiamat).
Ini peperangan pada era Imam Mahdi untuk mewujudkan salah satu misinya, yaitu mempersatukan dunia Islam, sebelum berperang dengan Rum (NATO), dan akhirnya melawan dajjal (untuk membebaskan Palestina).
Sebuah urutan peristiwa yang sangat logis: Palestina tidak bisa dibebaskan sebelum dunia Islam bersatu untuk melawan Rum dan kemudian dajjal.
Oleh karena itu, kemunculan Imam Mahdi adalah keniscayaan sejarah.
والله أعلم
MS 20/06/25
(Foto: ilustrasi/IST)
Posted in SOSBUD
GETARBABEL.COM, BANGKA- Wakil Ketua DPRD Bangka Taufik Koriyanto SH MH…
GETARBABEL.COM, PANGKALPINANG– Berdasarkan kebijakan dan program Penjabat (Pj) Walikota Pangkalpinang…
GETARBABEL.COM, BANGKA BARAT —Polres Bangka Barat (Babar) melaksanakan Apel Gelar…
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sejumlah ASN…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sungguh miris…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Kawasan hutan seluas…