Opini || Peran Penting Pembinaan Polres Bangka Barat Terhadap Masyarakat Parittiga Untuk Mematuhi Peraturan Lalu lintas Dan Menjauhi Kriminalitas

Oleh : Raju Gentara || Mahasiswa Politeknik Manufaktur Negeri Babel || Kader HMI Cabang Babel.

PARITTIGA adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka Barat yang merupakan pemekaran dari kecamatan Jebus pada tanggal 7 Januari 2011. Kecamatan parittiga juga disebut kota tambang, karena masyarakat disana kebanyakan bekerja sebagai penambang timah. Kalau dilihat dari sekilas kecamatan parittiga ini aman-aman saja, tapi disisi lain banyak orang yang tidak mengetahui lebih dalam yang terjadi di kecamatan parittiga. Disini saya akan mengupaskan kejadian-kejadian yang ada di Parittiga, dan harapan kedepannya pihak kepolisian bisa menanggapi hal-hal tersebut.

Penggunaan motor ungal-ugalan salah salati bentuk pelanggaran dalam berlalulintas di wilayah inj. Hal tersebut didominasi kaum muda. Kemudian balap liar, kebut-kebutan di jalan, yang sangat membahayakan pengguna jalan, selain itu banyak juga yang menggunakan knalpot yang tidak sesuai standar.

Tiingkat kepatuhan masyarakat terhadap rambu dan lampu lalu lintas juga sangat minim. Keberadaan lampu lalu lintas sering diabaikan bahkan dianggap tidak berguna lagi, dan sekarang kondisinyapun sudah rusak. Kemudian dalam hal penggunaan pengaman berkendara seperti helm juga sangat terbatas yang mematuhinya. Bisa dikatakan penggunaan helm suatu momen langka, hanya beberapa orang saja yang menggunakannya, dimana kita tahu penggunaan helm sangat penting dalam berkendara.

Kemudian keberadaan jalan satu arah (perboden), masyarakat Parittiga ini banyak sekali menerobos jalan satu arah tersebut. Bahkan mereka menganggap sepele hal tersebut, dan tentu saja itu sangat membahayakan. Dan yang terakhir kurangnya kehati-hatian ibu-ibu dalam berkendara.

Dalam hal krriminalitas, sejauh ini banyak sekali berita-berita yang mengabarkan kriminalitas yang terjadi di disana. Bentuk kriminalitas antara lain pembunuhan, penganiyaan dengan kekerasan, pencabulan, tawuran, pencurian, begal dengan pemerasan, perjudian, minuman keras yang mudah didapatkan karena penjualannya dimana-mana, prostitusi yang marak terjadi, bahkan narkoba pun mulai memasuki didaerah sana.

Saya Raju Gentara, “Memberi tuntutan kepada kapolres Bangka Barat untuk mengatasi atau menegaskan hal tersebut, dikarenakan masyarakat disana sudah resah sekali, khususnya kriminalitas yang terjadi. Masyarakat tidak memiliki kekuasaan untuk mengatasi hal-hal tersebut, dan masyarakat juga takut untuk bertindak. saya harap pihak kepolisian bisa betindak atas kejadian-kejadian pelanggaran lalu lintas dan kriminalitas yang terjadi, supaya hal-hal yang tidak sekali diinginkan itu tidak terjadi lagi kedepanya.” (*)