Jiwa Yang Tenang Di Tengah Bumi Yang Retak (38d): Desain Kurikulum Pendidikan Eskatologi

IMG_20250530_094705_11zon

Oleh: Maman Supriatman || Alumni’ HMI

Abstrak

Esai ini mengkaji kebutuhan mendesak akan kurikulum pendidikan eskatologi dalam sistem pendidikan Islam, yang selama ini terabaikan. Untuk kebutuhan itu, artikel ini menawarkan rancangan kurikulum yang mengintegrasikan teks-teks primer (Al-Qur’an dan Hadis), analisis tafsir klasik-kontemporer, serta pendekatan geoprofetik untuk memahami fenomena global, khususnya dinamika fitnah modernitas. Pembaruan kurikulum ini didasarkan pada teori pengembangan kurikulum Tyler (1949), Hilda Taba (1962), dan kontribusi Syed Naquib al-Attas (1995) tentang Islamisasi ilmu.

Pendahuluan

Realitas global abad ke-21 menunjukkan korelasi antara transformasi geopolitik dan narasi eskatologi Islam.

Fenomena seperti krisis Palestina kebangkitan Rusia-China, dan distorsi modernisasi Saudi (Hosein, 2011)¹ adalah bukti perlunya kurikulum eskatologi yang responsif.

Namun, sistem pendidikan Islam masih terjebak dalam model kurikulum tradisional yang bersifat subjek-sentris (Ornstein & Hunkins, 2018)², sehingga gagal membekali umat dengan
kerangka berpikir strategis.

Alasan Perubahan Kurikulum:

  1. Kesenjangan Epistemik

Kurikulum konvensional cenderung memisahkan ilmu agama dan realitas kontemporer (Al-Attas, 1995)³.

  1. Ancaman Sekularisasi

Dominasi paradigma Barat dalam pendidikan mengikis kesadaran eskatologis (Hosein, 2013)⁴.

  1. Kebutuhan Kontekstualisasi

Umat butuh alat analisis untuk membaca tanda-tanda zaman (QS. Ar-Rum: 41-42)⁵.

Kerangka Teoritis

  1. Model-Model Kurikulum yang Relevan
  • Model Subjek-Akademis (Tyler, 1949). Menekankan struktur disiplin ilmu, cocok untuk kajian teks primer.
  • Model Rekonstruksi Sosial (Taba, 1962). Menghubungkan eskatologi dengan isu global seperti krisis kapitalisme.
  • Model Islamisasi Ilmu (Al-Attas, 1995). Mengintegrasikan wahyu dengan analisis kontemporer.
  1. Landasan Eskatologi Islam
  • Teks Primer: QS. Al-Kahfi (fitnah Dajjal), Hadis Malhamah Kubra (Muslim, no. 1884)⁶ (beberapa contoh utama).
  • Tafsir: Ibn Kathir (literal), Hosein (geopolitik), Al-Attas (filosofis).

Komponen Kurikulum

Berdasarkan komponen kurikulum Ornstein & Hunkins (2018)⁷, desain kurikulum ini mencakup:

  1. Tujuan (Objectives)
  • Membentuk kesadaran eskatologis (QS. Al-Hadid: 17)⁸.
  • Mengembangkan analisis geoprofetik terhadap krisis global.
  1. Konten (Content)
  • Teks primer (Al-Qur’an, Hadis).
  • Tafsir klasik & kontemporer (Ibn Kathir, Hosein).
  • Studi kasus (Palestina, kebangkitan Rusia-China).
  1. Metode (Methods)
  • Hermeneutika kritis (gabungan tafsir dan analisis geopolitik).
  • Scenario planning (simulasi respons terhadap fitnah akhir zaman).
  1. Evaluasi (Assessment)
  • Portofolio analisis (misal: makalah tentang Dajjal dalam perspektif ekonomi digital).
  • Debat konstruktif (contoh: “Apakah modernisasi Saudi bagian dari fitnah Najd?”).

Integrasi Model Kurikulum dalam Pendekatan Eskatologi

Sinergi ketiga model ini menciptakan kurikulum yang bersifat multidimensi:

  1. Vertikal (menguasai teks secara komprehensif).
  2. Horizontal (menghubungkan dengan isu sosial), dan
  3. Transendental (memandang realitas melalui lensa wahyu).

Contoh konkretnya adalah penyusunan modul “Dajjal dan Sistem Ekonomi Digital”, di mana peserta didik:

  • Mempelajari dasar teologis tentang Dajjal (Tyler, 1949)⁹,
  • Menganalisis mata uang kripto sebagai instrumen dominasi Dajjal (Taba, 1962)¹⁰,
  • Merumuskan respons berbasis keadilan ekonomi Islam (Al-Attas, 1995)¹¹,
  • Melihat krisis Palestina sebagai studi kasus geoprofetik (Hosein, 2021)¹²,
  • Dan memahami peran spiritual dalam menghadapi fitnah akhir zaman (Iqbal, 1934)¹³.

Implikasi dan Manfaat

Kurikulum ini tidak hanya membangun kesadaran eskatologis, tetapi juga mengembangkan spiritual resilience melalui pendekatan:

  • Tafsir tematik terhadap fenomena modern (Ibn Kathir, 2000)¹⁴,
  • Analisis geopolitik berbasis hadis (Muslim, no. 2897)¹⁵,
  • Dan kritisisme terhadap narasi sekuler (Toffler, 1980; Fukuyama, 1992)¹⁶.

Daftar Pustaka

  1. Hosein, I. N. (2011). Jerusalem in the Qur’an. San Fernando: Masjid Darul Qur’an.
  2. Ornstein, A. C. & Hunkins, F. P. (2018). Curriculum: Foundations… (7th ed.). New York: Pearson.
  3. Al-Attas, S. M. N. (1995). Islam and Secularism. Kuala Lumpur: ISTAC.
  4. Hosein, I. N. (2013). The Caliphate, the Hejaz… San Fernando: Masjid Darul Qur’an.
  5. Al-Qur’an al-Karim. Surah Ar-Rum: 41-42.
  6. Muslim ibn al-Hajjaj. (2007). Sahih Muslim (Hadis no. 1884). Beirut: Dar Ihya al-Turath.
  7. Tyler, R. W. (1949). Basic Principles… Chicago: Univ. of Chicago Press.
  8. Taba, H. (1962). Curriculum Development… New York: Harcourt.
  9. Tyler, R. W. (1949). Basic Principles… (Kutipan ulang untuk konsistensi).
  10. Taba, H. (1962). Curriculum Development… (Kutipan ulang).
  11. Al-Attas, S. M. N. (1995). Islam and Secularism (Kutipan ulang).
  12. Hosein, I. N. (2021). Surah al-Kahf and the Modern Age. San Fernando: Masjid Darul Qur’an.
  13. Iqbal, M. (1934). The Reconstruction… Oxford: Oxford Univ. Press.
  14. Ibn Kathir. (2000). Tafsir al-Qur’an al-Azim. Damaskus: Dar al-Fikr.
  15. Muslim ibn al-Hajjaj. (2007). Sahih Muslim (Hadis no. 2897).
  16. Toffler, A. (1980). The Third Wave. New York: Bantam; Fukuyama, F. (1992). The End of History… New York: Free Press.

والله أعلم

MS 30/05/25

(foto: ilustrasi)

Posted in

BERITA LAINNYA

Tarmizi belum terpikir maju Pilbup Bangka

BERITAGETAR.COM, BANGKA- Mantan Bupati Bangka periode 2014-2019 Ir Tarmizi Saat…

Kurangi Angka Pengangguran di Pangkalpinang, Pj Wako Akan Jalankan Program “Kunjung UMKM”

GETARBABEL.COM, PANGKALPINANG – Satu program baru lagi yang akan dibuat…

Disperindag Buka Pendaftaran Calon Anggota BPSK

GETARBABEL.COM, BANGKA- Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Dinas Perindustrian…

POPULER

HUKUM

hipk

IPTEK

drone

TEKNOLOGI