Jiwa Yang Tenang Di Tengah Bumi Yang Retak (23):  Dari Pax Judaica Ke Palestina

images (8)

Oleh: Maman Supriatman || Alumni HMI

Di bumi yang terus retak, jiwa-jiwa Palestina terus menembus batu, seperti akar pohon zaitun yang mencari cahaya. Pax Judaica bisa meretakkan tanah, tapi tidak akan pernah menaklukkan keteguhan hati mereka, karena mereka berjalan dalam bayang-bayang pengorbanan Ibrahim dan Ismail yang belum usai.

Mempertahankan Palestina bukan sekadar mempertahankan tanah, tapi mempertahankan hak untuk tetap menjadi manusia.

Di tanah yang terus retak, jiwa-jiwa Palestina menembus batu seperti akar pohon zaitun mencari cahaya. Pax Judaica bisa mengguncang bumi, tapi tak pernah sanggup menaklukkan keteguhan hati mereka.

Mereka berjalan dalam bayang-bayang pengorbanan Ibrahim dan Ismail; sebuah kisah yang belum usai, sebuah semangat yang terus hidup.

Palestina hari ini bukan sekadar wilayah konflik, melainkan titik temu antara sejarah yang belum selesai dan eskatologi yang tengah dimulai.

Ia menjadi korban utama narasi besar elite Zionis, yang mencoba menggeser pusat spiritual dunia: dari universalitas wahyu menuju dominasi etno-religius yang eksklusif.

Dengan dalih “tanah yang dijanjikan” dan mitos “hak ilahi”, proyek Pax Judaica mencabik kemanusiaan dan memaksa realitas tunduk pada ambisi mesianik yang membungkus diri dalam bahasa kekuasaan.

Namun di balik tanah yang retak, kita menyaksikan jiwa-jiwa yang tidak patah. Mereka tak dibentuk oleh senjata, melainkan oleh sabar. Mereka yang hidup di antara reruntuhan rumah dan puing masjid tidak hanya bertahan, tetapi tetap bermartabat.

Anak-anak yang kehilangan sekolah terus menghafal ayat-ayat suci; para ibu yang kehilangan anak tetap menanam zaitun dengan harapan yang tidak pernah punah.

Palestina: Altar Pengorbanan Akhir Zaman

Dalam terang Eskatologi Islam, terutama penafsiran Syekh Imran Hosein atas Surat Ash-Shaffat ayat 108–109:

“Dan Kami tebus anak itu dengan sembelihan yang agung. Dan Kami tinggalkan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.”

Syekh Imran melihat ayat ini bukan hanya sebagai memori sejarah, melainkan nubuat masa depan.

Bahwa pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail ditangguhkan hingga akhir zaman, mencapai puncaknya di hadapan fitnah Dajjal.

Palestina, dalam konteks ini, bukan sekadar konflik teritorial, tetapi altar pengorbanan itu; bukan lagi dengan seekor domba, melainkan dengan darah anak-anak tak berdosa, air mata para ibu, dan sujud umat yang tak lagi bersenjata, namun tetap berserah.

Maka, bangsa Palestina bukan hanya mempertahankan tanah, tapi juga memikul beban spiritual yang agung: mewarisi semangat pengorbanan Ibrahim dan Ismail.

Sebuah warisan yang bahkan diakui oleh sebagian Rabbi Yahudi yang masih memiliki nurani. Rabbi Dov Weiss pernah menyampaikan:

“Iman Muslim-Muslim di Gaza, di tengah pengepungan dan pengeboman, sering mengingatkan saya pada siapa kami dahulu, sebelum kekuasaan merusak ingatan kami.”

Pernyataan itu bukan sekadar nostalgia, tetapi pengakuan batin bahwa spiritualitas yang murni tak bisa hidup berdampingan dengan ambisi kekuasaan.

Epilog: Ketika Supremasi Membentur Spiritualitas

Proyek Pax Judaica, sebagai antitesis dari perdamaian sejati, bukanlah visi harmoni, melainkan perluasan dominasi. Ketika Yerusalem yang dulu menjadi simpul sakral tiga agama samawi kini direduksi menjadi simbol ekspansi politik, maka yang terluka bukan hanya geopolitik, tetapi juga nilai-nilai universal kemanusiaan.

Namun justru dari puing-puing itu, lahir perlawanan yang tidak sekadar politis, tapi eksistensial. Palestina hari ini tidak hanya melawan pendudukan, tetapi meneguhkan hak asasi paling mendasar: hak untuk tetap menjadi manusia.

Di tempat luka dijadikan doa dan air mata menjadi senjata spiritual, Palestina telah melampaui peran sebagai korban. Ia kini menjadi penjaga makna, pengingat bahwa tanah bukan hanya lokasi, melainkan amanah sejarah dan spiritualitas.

Pax Judaica mungkin bisa meretakkan bumi, tetapi tidak akan pernah meruntuhkan jiwa-jiwa yang terhubung dengan langit.

والله أعلم

MS 11/05/25

Posted in

BERITA LAINNYA

Di Rumah Kontrakan Ini Pengedar Narkoba Diringkus Sat Resnarkoba Polres Beltim

GETARBABELCOM, BELITUNG TIMUR – Sat Resnarkoba Polres Belitung Timur kembali…

PLN All Out Layani MotoGP 2023 Mandalika

MATARAM–PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Nusa Tenggara Barat (UIW…

30 Anggota DPRD Kota Pangkalpinang Dilantik

GETARBABELCOM, PANGKALPINANG- DPRD Kota Pangkal menggelar rapat Paripurna Kedua Puluh…

POPULER

HUKUM

hipk

IPTEK

drone

TEKNOLOGI