GEOPROFETIK DI ZAMAN RETAK

Oleh: Maman Supriatman || Alumni HMI

Di zaman ketika nubuat jadi simbol,
Dan Mahdi hanyalah metafora di podium,
Kita berdiri di tepi sejarah—
Bertanya: Di mana keadilan dijanjikan Tuhan?

Adam ditanya, bukan dijelaskan.
Allah tak beri teori, tapi peristiwa.
Dunia akan saksikan jawabannya:
Ketika Mahdi bangkit dari Khurasan,
Dan Dajjal, si mata satu, naik tahta kezaliman.
Isa turun, salib patah, babi ditolak,
Ini bukan dongeng, tapi nubuwwah yang hidup.

Geopolitik pun bersaksi:
Langkah pasukan hitam dari timur,
Mekah sunyi tanpa pemimpin,
Sufyani mengguncang Syam,
Bumi menelan kezaliman, langit bersiap.

Jika Dajjal nyata sebagai musuh global,
Maka Mahdi pun nyata sebagai pemimpin akhir.
Jika kezaliman menyebar lewat sistem,
Maka keadilan pun harus berjalan di bumi,
Di atas kaki manusia pilihan.

Ini bukan sekadar tafsir,
Ini peta sejarah yang dipenuhi janji.
Janji bahwa malam akan runtuh,
Dan fajar akan datang,
Dengan panji hitam dan cahaya kenabian.

Wahai jiwa, bersiaplah.
Zaman ini bukan milik yang ragu,
Tapi bagi mereka yang membaca,
Dengan mata geoprofetik:
Melihat janji Tuhan sebagai kenyataan,
Bukan alegori yang dilupakan.

Dan jika hari tinggal sehari,
Allah cukupkan waktu untuk janji-Nya.
Karena Mahdi bukan simbol,
Ia adalah jawaban dari langit untuk bumi yang retak.

والله أعلم

MS 21/05/25

Foto: ilustrasi/IST