PDIP Tak Terbendung di Pangkalpinang, Gerindra-PDIP Perkasa di Bangka : Konsolidasi Besar Menuju 2029?

IMG-20250711-WA0006

Oleh: Zulkarnain Alijudin|| Mantan Ketua KPU Bangka, Pengamat Politik

Pilkada Ulang 2025 di Bangka Belitung menyisakan cerita politik penuh kejutan. Hasil quick count dan quick real count memperlihatkan arah baru pergeseran kekuatan politik: di Kota Pangkalpinang, pasangan Saparudin – Dessy Ayutrisna tampil sebagai pemenang, sementara di Kabupaten Bangka, duet Fery Insani – Syahbudin mendominasi dengan selisih suara signifikan.

Meski begitu, hasil ini masih menunggu keputusan resmi dari KPU, yang akan menjadi dasar sah penetapan pemenang.

Pangkalpinang: Petahana Kembali Tumbang

Pasangan Saparudin – Dessy Ayutrisna yang diusung PDIP, PKB, Demokrat, PAN, dan PKN unggul dengan 41,45% suara, menumbangkan pasangan petahana Maulan Akil (Molen) – Zeki Yamani (Gerindra, Gelora, PSI, Hanura) yang hanya meraih 26,86% suara.

Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Molen. Sebelumnya, saat maju sebagai calon tunggal dengan dukungan besar termasuk PDIP, ia justru kalah oleh kotak kosong. Kini, meski mencoba peruntungan kembali dengan dukungan partai lain, tren penolakan publik terhadapnya tetap berlanjut.

Kemenangan Saparudin tidak lepas dari figur akademisnya sebagai profesor di bidang informatika yang memberi kesan intelektual dan visioner. Sementara Dessy Ayutrisna, anggota DPRD Pangkalpinang, memberi sentuhan elektoral yang kuat, terutama di kalangan pemilih perempuan dan generasi muda. Kombinasi ini terbukti mampu merebut kepercayaan publik yang menginginkan pemimpin baru.

Bangka: Fery – Syahbudin Tak Terbendung

Di Kabupaten Bangka, pasangan Fery Insani – Syahbudin (Gerindra & PDIP) mencatat kemenangan telak dengan 39,17% suara.

Mereka mengungguli:

Rato Rusdiyanto – Ramadian (Nasdem & Golkar): 25,14%

Andi Kusuma – Budiono (PKB, Hanura, PKN, PSI, Gelora, Buruh, Garuda, Ummat, PBB): 15,72%

Aksan Visyawan – Rustam Jasli (PKS & PPP): 12,47%

Naziarto – Usnen (Demokrat & PAN): 7,49%

Fery Insani bukan sosok baru. Ia pernah menjabat Sekretaris Daerah Bangka dan Kepala Bappeda di Provinsi Babel, sehingga pengalamannya di birokrasi menjadi modal besar dalam meyakinkan publik. Sementara Syahbudin adalah mantan Wakil Bupati Bangka, yang membuat pasangan ini memiliki kombinasi birokrat senior dan politisi berpengalaman.

Di balik kemenangan mereka, ada faktor strategis: Gerindra di Bangka lebih banyak digerakkan oleh anggota DPRD dan kader, sementara PDIP menggerakkan mesin partai hingga ke akar rumput serta peran aktif Anggota DPRD PDIP. Kolaborasi formal-informal inilah yang menghasilkan kekuatan dominan.

Tren Baru: Relawan dan DPRD Jadi Faktor Penentu

Selain mesin partai, relawan memainkan peran penting baik di Pangkalpinang maupun Bangka. Mereka menjadi jembatan antara kandidat dan masyarakat, terutama dalam kampanye berbasis isu lokal dan kedekatan personal.

Di sisi lain, anggota DPRD partai pengusung aktif turun ke lapangan. Fenomena ini menegaskan pergeseran pola: kemenangan tidak lagi hanya ditentukan oleh elite partai, melainkan juga oleh kader legislatif dan jaringan relawan yang bekerja langsung di akar rumput.

Potensi Sengketa di MK: Tipis, Tapi Tetap Terbuka

Meski kemenangan terlihat jelas, secara hukum masih ada kemungkinan perselisihan hasil Pilkada dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK). Syaratnya, sesuai undang-undang, pengajuan gugatan hanya bisa dilakukan oleh pasangan calon dengan selisih suara tertentu (maksimal 2 % untuk kabupaten/kota dengan penduduk di bawah 250 ribu jiwa dan 1,5 % persen untuk kabupaten/kota dengan penduduk 250 ribu sampai 500 ribu jiwa).

Dalam kasus Pangkalpinang dan Bangka, selisih suara para pemenang jauh di atas 1,5% dan 2 %, sehingga peluang sengketa di MK sangat tipis, kecuali ada bukti kuat pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).

Refleksi Politik: Babel Menuju Arah Baru

Hasil Pilkada Ulang 2025 membuka catatan penting:

  1. Petahana Tak Lagi Jaminan – Kekalahan Maulan Akil menegaskan bahwa rakyat semakin kritis. Dukungan partai besar tak lagi otomatis berbuah kemenangan.
  2. PDIP Makin Perkasa di Kota – Pangkalpinang menunjukkan PDIP masih jadi magnet utama perkotaan dengan kombinasi tokoh muda dan legislatif.
  3. Koalisi Merah Putih Gerindra–PDIP Kokoh di Kabupaten – Kemenangan Fery – Syahbudin membuktikan kombinasi mesin partai nasionalis mampu menguasai basis kabupaten.
  4. Relawan dan anggota DPRD Punya Peran Kunci – Pergerakan politik di Babel kini lebih cair, tidak hanya bergantung pada mesin partai.
  5. Modal Menuju 2029 – Konstelasi ini menjadi fondasi penting menuju Pemilu 2029, di mana poros PDIP dan Gerindra kemungkinan akan tetap dominan.

Penutup

Pilkada/Pilwalkot Ulang 2025 di Bangka Belitung adalah momentum politik yang menegaskan kekuatan PDIP di perkotaan dan dominasi Gerindra–PDIP di kabupaten. Petahana tumbang, figur baru akademisi dan birokrat muncul, sementara relawan dan DPRD memainkan peran kunci.

Meski hasil ini masih menunggu keputusan resmi KPU, arah politik Babel tampak jelas: rakyat semakin kritis, partai dituntut menghadirkan figur berkualitas, dan poros PDIP–Gerindra berpotensi menjadi kekuatan utama menuju 2029.(*)

Posted in

BERITA LAINNYA

Usai Dilantik, Ahim Mulai Soroti Potensi PAD

GETARBABEL.COM, BANGKA- Politisi dari Partai Gerindra Himmah Olvia, S.Pi., akhirnya…

Ini 3 Pasang Calon Paskibraka Nasional Dari Babel

GETARBABELCOM, PANGKALPINANG – Seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tingkat…

Pertemuan Pejabat Senior Awali KTT ke-42 ASEAN

MANGGARAI BARAT–Pertemuan Pejabat Senior ASEAN (ASEAN Senior Official Meeting/SOM) hari…

POPULER

HUKUM

hipk

IPTEK

drone

TEKNOLOGI