Tujuh UMKM Beltim Raih UMKM Award 2024
By beritage |
GETARBABELCOM, BELTIM — Dari sepuluh UMKM yang diikutkan Pemerintah Kabupaten…
Saturday, 26 April 2025
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sebagai langkah proaktif untuk memastikan pemungutan suara yang terinformasi dalam pilkada mendatang, 100 mahasiswa dari Institut Pahlawan 12 (INPALAS) Bangka Belitung mengikuti program pelatihan “Sekolah Kebangsaan Tular Nalar-Mafindo Bangka Belitung” pada Kamis 31 Oktober 2024.
Inisiatif yang diselenggarakan oleh Mafindo ini bertujuan untuk membekali pemilih muda dengan keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan memerangi berita palsu (hoaks) di ranah digital.
Suryani, Koordinator wilayah Mafindo Bangka Belitung menjelaskan bahwa program ini adalah yang kedua kali di selenggarakan pada Tahun 2024 di Bangka Belitung dengan sasaran yang sama, yaitu pemilih pemula generasi Z.
“Menurut Litbang kami, peningkatan angka temuan hoaks pada semester pertama 2024 yang sudah mencapai 2.119, hampir mendekati total temuan sepanjang tahun 2023, dan kemungkinan dipicu oleh momentum politik seputar pilres dan pilkada,” katanya.
Dan tambahnya Facebook (30,4%) masih menjadi saluran favorit penyebaran hoaks, terutama di kalangan pengguna yang lebih luas dan beragam. • YouTube (21,8%) dan TikTok (16,9%) menunjukkan bahwa konten video semakin dominan dalam penyebaran hoaks, memanfaatkan format yang lebih menarik dan mudah diakses oleh berbagai kalangan.
“Pergeseran kebiasaan konsumsi berita diamati di kalangan pemilih Gen Z,” ujarnya.
Ditambahkannya, tidak seperti generasi sebelumnya, mereka beralih ke platform media sosial seperti Instagram (dan TikTok) alih-alih media tradisional seperti televisi atau surat kabar untuk pembaruan berita.
Generasi ini menghadapi lanskap politik melalui ponsel cerdas mereka, bukan melalui televisi.
Sehingga generasi Z memiliki keterlibatan yang terbatas dari proses politik yang normal.
“Maka mengapa Sekolah Kebangsaan Tular Nalar Mafindo Bangka Belitung kembali hadir menyapa mahasiswa Inpalas 12 Bangka Belitung untuk memberikan pemahaman sejak awal mengenai konsep demokrasi, ketahanan politik, serta peninderaan hoaks pasca pemilu,” ungkapnya.
Selain itu juga mengajak mahasiswa memahami cara berpikir kritis sebagai pemilih pemula agar dapat berpartisipasi dalam Pilkada 2024, mampu memeriksa fakta dan menghadapi berbagai tantangan digital, serta berkomitmen untuk menjadi pemilih cerdas.
Dirancang untuk memberdayakan mahasiswa menjadi pemikir kritis dan peserta aktif dalam proses demokrasi.
“Kami ingin mempersiapkan pemilih muda untuk menavigasi lanskap informasi yang kompleks dan membuat keputusan yang tepat,” katanya. Pelatihan tersebut masih dengan topik-topik yang sama seperti sebelumnya yaitu seperti proses pemilihan, bahaya berita palsu, dan teknik praktis untuk memeriksa fakta,” katanya.
Dalam pembukaan pelatihan Sekolalh Tular Nalar Mafindo Bangka Belitung, Wakil Rektor I Institut Pahlawan 12, Ferdiana, M.I.Kom. menekankan pentingnya program-program tersebut dalam menumbuhkan literasi media di kalangan mahasiswa, terutama saat mereka bersiap memberikan suara pertama.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Yayasan INpalas 12, Maswan, dia menggarisbawahi pentingnya literasi digital di dunia saat ini. Karena berita palsu terus berkembang secara masif.
“Penting bagi kita untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan sof skills yaitu kemampuan untuk berpikir kritis dalam menghadapi banjirnya informasi Dengan memberdayakan kaum muda untuk menjadi warga negara yang paham media, inisiatif seperti “Sekolah Kebangsaan Tular Nalar” memainkan peran penting dalam menjaga integritas pemilu dan mempromosikan pemilih yang lebih kritis, ” katanya.
Peserta terlibat dalam lokakarya dan simulasi interaktif yang memungkinkan mereka menerapkan pengetahuan yang baru mereka peroleh ke skenario dunia nyata.
Kegiatan ini disambut baik oleh semua peserta yang merasa mendapatkan banyak manfaat dari materi yang disampaikan.
Salah satu peserta, Sri Mawardiyah, yang biasa disapa Mawar menyampaikan kesannya terkait kegiatan tersebut.
“Kesan saya sangat positif. Saya mendapatkan banyak ilmu baru tentang penginderaan hoaks, demokrasi, pemilu, dan cara memilah hoax. Materi disampaikan dengan sangat baik, karena metode diskusinya dalam bentuk kelompok sehingga membuat kami lebih aktif terlibat dalam diskusi.” kata Mawar.
Ia juga menyampaikan pentingnya sesi praktik yang dilakukan, praktik penyampaian berita dari ujung ke ujung tadi sangat seru.
“Kami belajar langsung tentang bagaimana hoaks bisa menyebar dan cara mengidentifikasinya. Kami juga membahas sanksi-sanksi terkait penyebaran berita hoaks, serta bagaimana mencari informasi yang terpercaya,” ujarnya.
Tidak hanya Mawar, peserta lain juga mengungkapkan hal serupa.
Menurut mereka, kegiatan ini memberikan pandangan baru tentang cara menyaring informasi, belajar bagaimana memilah antara berita hoaks atau fitnah.
“Informasi yang saya dapatkan sangat bermanfaat, dan saya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat menyaring berita yang saya terima dari media sosial, ” ujarnya.
Kegiatan Sekolah Kebangsaan ini juga melibatkan simulasi interaktif, di mana peserta diajak untuk langsung berpraktik dalam menyaring berita hoax serta memahami proses tahapan pemilu.
Selain itu, diskusi mengenai dampak berita hoax terhadap masyarakat dan pentingnya sanksi hukum bagi penyebar hoax menjadi sorotan penting dalam kegiatan ini.
(Getarbabel.com/ Edw, Foto: IST/ Humas INPALAS)
Posted in Politik
GETARBABELCOM, BELTIM — Dari sepuluh UMKM yang diikutkan Pemerintah Kabupaten…
GETARBABEL.COM, JAKARTA- Rabu (4/9/2024), pasangan MAPAN (H.Mulkan dan Ramadian) bakal…
Menkopolhukam Mahfud MD menyebut hoaks terkait politik akan meningkat jelang Pemilu 2024….
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sejumlah ASN…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sungguh miris…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Kawasan hutan seluas…