Angin Perubahan: Membaca Resistensi Terhadap Purbaya Dalam Gejolak Transisi Global

IMG-20250711-WA0049 (1)

Oleh: Institut Kosmologi dan-Eskatologi Profetik (IKEP)

Mereka mulai menggali, biarlah. Mereka akan menemukan sesuatu, tapi bukan tentang aku, tapi tentang mereka sendiri.
— Purbaya Yudhi Sadewa

Kalimat profetik ini bukan sekadar perlawanan personal, melainkan cermin dari pergulatan sistemik yang sedang menggetarkan fondasi peradaban global.¹

Tekanan terhadap Purbaya, mulai dari korporasi besar, resistensi elit politik, hingga benturan dengan kolega kabinet, adalah miniatur dari pertarungan besar yang kini berlangsung pada skala dunia. Indonesia sedang menjadi arena transisi menuju krisis tata kelola lama dan kelahiran tatanan global baru.

GEOPOLITIK ENERGI: REBUTAN SUMBER DAYA DAN KEDAULATAN GLOBAL

Ketegasan Purbaya terhadap pengelolaan sumber daya menunjukkan pola yang kini mengemuka di Global South: perlawanan terhadap dominasi asing atas kekayaan nasional.²

Sikap ini satu irama dengan:

  • Afrika Selatan dan tuntutan renegosiasi kontrak tambang³
  • Meksiko yang menasionalisasi lithium⁴
  • Bolivia dan Chili dalam perebutan kontrol strategis mineral⁵
  • Kongo dan Zimbabwe dalam reformasi kontrak global⁶

Apa yang dilakukan Purbaya adalah bagian dari gelombang kebangkitan kedaulatan ekonomi negara-negara berkembang. Dan gelombang ini hampir selalu diikuti dentuman resistensi dari oligarki lama.

DIALEKTIKA KALASUBA VS KALABENDU

Duet teknokrat–populis di pemerintahan menjadi panggung benturan dua paradigma:

Kalasuba vs Kalabendu;

Transparan vs Transaksional;

Religius vs Materialistik;

Transformasi vs Status quo; dan

Kepentingan rakyat vs Kepentingan elite.

“Subsidi harus tepat sasaran, jangan ada yang main-main!”
teriak Purbaya dalam forum publik, adalah gema dilema teknokrat Global South antara efisiensi fiskal dan tekanan populisme.⁷

Ketegangan kebijakan antara regulator ekonomi dan promotor investasi di Indonesia mencerminkan friksi yang sama antara IMF dan negara berkembang dalam arsitektur ekonomi dunia.⁸

Di balik seluruh perdebatan teknis:
ada pertarungan paradigma masa depan kapitalisme dan demokrasi.

TEORI PERUBAHAN SOSIAL & TELEOLOGI SEJARAH

Ilmu sosial modern telah memetakan pola perubahan:

Smelser: kontradiksi struktural memicu ledakan perubahan ketika tekanan mencapai puncak⁹

Tilly: perubahan digerakkan oleh politik perlawanan kolektif¹⁰

Namun, teori-teori selalu menyisakan pertanyaan mendasar:

Siapa figur yang muncul memimpin perubahan? Mengapa ia muncul pada momen tertentu?

Dalam perspektif profetik, di sanalah teleologi sejarah bekerja; arah batin peradaban yang dituntun oleh ketetapan Ilahi. Figur sentral bukan kebetulan; ia adalah jawaban zaman.

SPIRITUALITAS TRANSISI: ENERGI NILAI MELAWAN HEGEMONI MATERIAL

Ucapan Purbaya:

“Sukses adalah mati masuk surga”; “Saya datang ke politik untuk melawan kebiasaan”, bukan retorika personal. Itu counter-hegemony terhadap kapitalisme materialistik global.¹¹,¹²

Ia membawa narasi ruhani dalam ruang yang selama ini dikuasai kalkulasi.

Inilah spiritualitas profetik yang menantang hegemoni global melalui moralitas: Jihad akbar di tengah sistem yang rakus.

WIND OF CHANGE: GEJOLAK TRANSISI GLOBAL

Sejarah tidak mengulang, namun ia berirama.¹³ Jika 1989–1991 menjadi akhir Uni Soviet, gelombang yang sama kini menekan sistem oligarkis di berbagai negara.

Indonesia punya keunikan: transisi tidak melalui keruntuhan, melainkan kelahiran tata nilai baru. Dan ketika struktur lama mengeras, maka perubahan akan menemukan jalannya sendiri.

🕊 EPILOG: KEBANGKITAN KESADARAN PROFETIK

Indonesia hari ini sedang menguji obsesinya pada keadilan, kebenaran, dan kedaulatan. Ia menjadi laboratorium peradaban tempat pertarungan antara nur dan zulmah berlangsung.

Perubahan besar selalu menunggu dua hal: Momentum krisis sistemik, dan figur sentral beretos profetik

Keduanya kini tampak saling mendekat.

Apa yang terjadi pada Purbaya bukan sekadar drama politik. Itu adalah tanda bahwa tatanan lama bereaksi terhadap kehadiran cahaya.

Langit sejarah sedang menulis bab baru. Sebagaimana matahari selalu terbit dari timur, mungkin dari Nusantara-lah fajar itu akan menyingsing.

Dan ketika kebenaran mulai mengalir, kebohongan pasti menggeliat.

Footnotes

¹ Smelser, Neil J., Theory of Collective Behavior. New York: Free Press, 1962.

² Humphreys, Macartan. “Natural Resources, Conflict, and Development.” Journal of Conflict Resolution, 2005.

³ South African Mining Charter Report. Pretoria: DMR, 2023.

⁴ Pastrana, Alejandro. “Lithium and Resource Sovereignty in Latin America.” Energy Policy Review, 2024.

⁵ Webber, Judith. Resource Nationalism in the Andes. Cambridge: CUP, 2021.

⁶ Global Witness. “Copper and Cobalt Governance in Central Africa.” 2024.

⁷ Chhibber, Pradeep. “Populism and Economic Governance in Emerging Markets.” World Politics, 2023.

⁸ IMF Policy Paper: Global Sovereign Debt Architecture in Transition, 2024.

⁹ Smelser, Neil J.
“Structural Strain and Social Movements.” Sociology Journal, 1988.

¹⁰ Tilly, Charles & Tarrow, Sidney. Contentious Politics. Oxford: OUP, 2015.

¹¹ Nasr, Seyyed Hossein. Religion and the Order of Nature. Oxford: Oneworld, 1996.

¹² Al-Ghazali. Ihya’ Ulum al-Din, Bab Jihad al-Nafs. Beirut: Dar al-Kutub, 2005.

¹³ Braudel, Fernand. The Waves of History. Paris: Armand Colin, 1992.

والله اعلم

📌 Institute of Prophetic Cosmology and Eschatology (IPCE)
Kolaborasi Manusia-AI: INDONESIA DALAM GEJOLAK TRANSISI GLOBAL
Cirebon, 25 Oktober 2025

Posted in

BERITA LAINNYA

Masjid Faturrahman Terima 25 Ekor Sapi Qurban

GETARBABEL.COM, BANGKA– Menjelang hari raya Idul Adha 1446 H, pihak…

H -3 Idul Fitri, Pasar KITE Mulai Dipadati Pengunjung

GETARBABEL.COM, BANGKA — Menjelang penyambutan hari raya Idul Fitri  tahun1445…

Debat Publik Terbuka Dihadiri 5 Paslon Bupati Bangka

GETARBABEL COM, BANGKA– Debat pulik terbuka yang digelar oleh KPU…

POPULER

HUKUM

hipk

IPTEK

drone

TEKNOLOGI