Shaum dan Ibadah Ramadhan Rasulullah SAW  (19): Al-Qur’an sebagai Pemantik Teknologi (2)

images

Oleh : Abdullah Hehamahua || Penasehat KPK (2005-2013 || Aktivis dan Politikus Islam

TANGGAL 17 Ramadhan kemarin, 15 abad lalu, terjadi perang Badr. Perang pertama dalam Islam, pada tahun kedua hijrah. Sejarah mencatat, 313 prajurit Rasulullah SAW dengan persenjataan seadanya, mengalahkan 1000 tentara Quraisy. Padahal, pasukan Quraisy memiliki perlengkapan dan senjata yang lengkap. 

       Kemenangan itu berpangkal dari niat para sahabat. Mereka sewaktu menuju Badr, berniat, mau menjadi “syuhada.” Dampak positifnya, Allah SWT kirim Malaikat untuk membantu pasukan Islam. 

         Penulis, dengan semangat jihad para sahabat Rasulullah tersebut, mengajak pembaca untuk bersama menyelesaikan hari ke-18 ramadhan dengan menjadikan AL-QUR’AN SEBAGAI PEMANTIK INDUSTRI PETERNAKAN.

Para Nabi adalah Penggembala Kambing

        Semua Nabi dan Rasul, adalah penggembala. Filosofinya, kambing adalah jenis hewan yang suka melawan. Kambing ketika ditarik, ia akan mundur ke belakang. Kerbau, sapi, keledai, dan unta, jika ditarik, akan mengikuti tuannya. 

       Konsekwensi logisnya, penggembala harus punya trik yang jitu sewaktu menggembala kambing. Maknanya, calon nabi dan rasul dilatih terlebih dahulu untuk menggembala kambing sebelum memimpin manusia.

       Kambing dan domba, selain sebagai latihan bagi calon nabi dan rasul, mereka juga bermanfaat bagi manusia. Sebab, daging, susu, dan kulitnya bermanfaat bagi manusia. Allah SWT berfirman:

“Dan Kami tundukkan hewan-hewan itu untuk mereka; maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan” (QS Yasin: 72).

Rasulullah SAW sebagai Penggembala

         Rasulullah SAW sebagai penggembala mewariskan beberapa nilai filosofi dan ekonomis.  Pertama, memelihara kambing atau domba merupakan latihan kejiwaan dan kepempinan. Sebab seorang penggembala perlu sabar dalam menggembalakan kambing. Ini karena kambing terkenal sebagai hewan yang degil. 

        Kedua, susu kambing sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sebab, susu kambing mengandung protein yang cukup tinggi. Dagingnya, menurut pakar kesehatan, kaya nutrisi, mendukung pembentukan massa otot, mencegah anemia, dan menjaga kesehatan jantung. Sebab, daging kambing mengandung zat besi, protein, dan kalium.

       Ketiga, kulit kambing dapat digunakan untuk pakaian, tas, atau sepatu. Maknanya, umat Islam dapat mengembangkan “home industry” di tempat tinggal masing-masing dengan berbahan baku, kulit kambing, domba, sapi, atau kuda.

       Keempat, hewan tertentu, seperti kuda, unta, bagal, dan keledai, dijadikan sebagai kenderaan. Allah SWT, dalam kontek ini berfirman: 

“Dan (Dia  telah mencintai) kuda, bagal dan keledai agar kamu menunggangnya dan (menjadkkannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya” (QS An Nahl: 8).

        Kelima, kambing digunakan untuk akikah setiap bayi yang baru lahir. Setidaknya, sepekan sesudah lahir, bayi diberi nama dan diakikah. Anak perempuan diakikah dengan seekor kambing. Namun, anak laki-laki harus diakikahkan sebanyak dua ekor kambing. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Semua bayi tergadaikan dengan aqiqah-nya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama, dan dicukur rambutnya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi].

       Kambing dan domba juga dijadikan sebagai hewan korban bagi umat Islam setiap Idul Adha. Sebab, umat Islam melakukan ritual napak tilas pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail seperti diriwayatkan ayat berikut:

“Ketika anak itu sampai pada (umur) dia sanggup bekerja bersamanya, dia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar. Ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan perintah Allah) Kami memanggil dia, “Wahai Ibrahim, sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar.” (QS Ash Shaffat: 105 – 107).

Al-Qur’an dan Industri Peternakan

         BPS menyebutkan, Indonesia pada 2023 misalnya, mengimpor sekitar 50.000 ekor kambing dari berbagai negara. Perinciannya, 35.000 ekor (70%) dari Australia, 10.000 ekor (20%) dari Selandia Baru, dan 5.000 ekor (10%) dari Malaysia. Bahkan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, setiap tahun, pemerintah mengeluarkan Rp. 37 triliun untuk keperluan impor kambing.

        Umat Islam Indonesia, jika meyakini Al-Qur’an sebagai Pemantik Industri Peternakan, maka selain sebagai pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemeliharaan kambing juga dapat dijadikan industri strategis. Minimal sebagai “home industry.”

        Andaikan setiap muslim meneladani Rasulullah SAW, maka negara tidak perlu memajukan peternak Barat dan kafir pula. Jika kementerian Pertanian memotivasi rakyat di kampung-kampung untuk memelihara hewan ternak, maka selain gizi rakyat terjamin, angka pengangguran juga dapat diminimalkan. Bahkan, angka “stunting” yang cukup tinggi khususnya di Indonesia Timur, bisa dikurangi secara optimal. Bahkan, bisa dihilangkan samasekali.

Simpulan

1. Al-Qur’an sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan memotivasi umat Islam melakukan penelitian dan pengkajian sehingga lahirlah pelbagai sains dan teknologi. Salah satu teknologi yang kemudian melahirkan industri peternakan.

2. Umat Islam, jika meyakini Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum, maka perintah Allah SWT agar mengorbankan hewan korban setiap Idul Adha, perlu ditaati. Aplikasinya, jadikan peternakan kambing, domba, dan sapi, tidak sekedar memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Namun, ia jadikannya sebagai “home industry.”  Dampak positifnya, umat Islam dapat menyelamatkan ratusan triliun rupiah yang digunakan pemerintah mengimpor hewan dari negara-negara kafir.

Marilah kita siapkan sepasang kambing/domba di pekarangan rumah. Dampak positifnya, Idul Adha nanti, kita tidak perlu beli dari hasil impor negeri-negeri kafir. Dampak positif lanjutannya, niat tersebut memotivasi kita untuk menyambut 10 hari terakhir Ramadhan, memeroleh malam lailatul qadr. Akhirnya, kita berpeluang meraih medali taqwa, 1 Syawal nanti. In syaa Allah. !!! (Depok, 18 Maret 2025).

Posted in

BERITA LAINNYA

2 Kurir Ganja 24 Kg Dilimpahkan ke Kejari Babar

GETARBABEL.COM, BANGKA — Anggota Sat Narkoba Polres Bangka Barat (Babar)…

Dialog Dengan Aktivis IMM, Viva Yoga Sampaikan Pesan Presiden Prabowo Pada Anak Muda

GETARBABEL.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mengingatkan…

Polman Babel Buka Jalur SNBP 2025 Bagi Siswa Berprestasi, Segera Daftar 4-18 Februari

GETARBABEL.COM, BANGKA — Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel)…

POPULER

HUKUM

mediaonlinenatal2024ok

IPTEK

PolitikUang-Copy

TEKNOLOGI