OPINI || Penanaman Pemikiran Filsafat bagi Siswa SD sebagai Pengetahuan Dasar Menjelajah Ilmu Pengetahuan di Generasi Melenial

IMG-20240823-WA0055

Oleh : Hamdani,S.Pd || Guru Kelas UPTD SDN 16 Sungailiat || Pengurus MD KAHMI Bangka

SEIRING waktu kita dihadapkan dengan zaman yang berbeda setiap generasinya. Setiap zaman akan berhadapan dengan tantangan yang terus hadir menampilkan perubahan yang tak terbendung dalam hitungan detik. Kita harus berhadapan dengan arus informasi yang terkadang tak mampu  diprediksi. Hal hal yang membuat naluri dan nalar pikiran saling bertentangan tapi malah hadir dihadapan tanpa diketahui dari mana asalnya, malah hadir dihadapan sebagai dampak percepatan arus informasi.

Tantangan ini harus dihadapi manusia yang hidup terkadang tak pandang umur, anak-anak, remaja, dewasa bahkan orangtuapun mengkonsumsi informasi yang tumbuh liar menghantam kehidupan peradaban manusia. Akhirnya tak jelas lagi mana informasi yang baik dan tidak baik harus diterima berdasarkan tahapan perkembangan manusia itu sendiri. Kesemerawutan ini harus dikenali untuk bisa memilah sebagai pengkonsumsi informasi. Supaya tidak gagal faham dan benar-benar faham tentang informasi yang dikonsumsi. Terutama bagi anak anak usia sekolah dasar.

Anehnya persoalan yang hanya berbentuk konten yang terkadang tak memiliki isi yang bermakna apalagi melatih berfikir secara kritis malah menjadi sesuatu yang disenangi seolah – olah itu akan membawa perubahan bagi anak dalam memperbaiki proses pembelajaran. Padahal hanya bersifat sementara malah tak berbekas dalam memori apalagi melatih anak untuk berfikir kritis. Justeru metode dan isi yang seperti ini disenangi para pendidik di dalam menyampaikan isi pembelajaran. Akhirnya muncullah generasi pengagum cover atau sampul bukan isi dari materi. 

Terus bagaimana caranya menumbuhkan para pemikir kritis itu?. Pertanyaan ini memang perlu dijawab terutama para pendidik disekolah-sekolah yang setiap hari berhadapan dengan peserta didik. Karena hasil dari proses pembelajaran yang berupa peserta didik itu akan dibawa ke pergaulan sehari- hari dimasyarakat luas sehingga berdampak pada persoalan sosial yang cakupannya sangat  luas dan berdampak terhadap waktu.  Disinilah perlunya penanaman pemikiran Filsafat dalam proses pembelajaran di sekolah sekolah terutama sekolah dasar sebagai awal dari peserta didik mendapatkan informasi ilmu pengetahuan di memorinya.

Memang aneh bagi pemikir tertentu ataupun bagi guru-guru tertentu tentang penanaman pemikiran Filsafat ini di dunia pendidikan sekolah dasar. Apakah mungkin bisa diterapkan bagi anak-anak sekolah dasar. Kalau saya memandang itu sangat penting. Karena pada dasarnya induk dari segala ilmu pengetahuan ada di Filsafat. Maka perlu bagi peserta didik untuk mengenal cara berfikir Filsafat dalam setiap proses pembelajarannya sehingga bermakna dalam setiap pertemuan disekolah sekolah.

Masalahnya tidak banyak yang mau berfikir tentang Filsafat dalam ranah pendidikan sekolah dasar ini. Padahal ini sangat penting 

Dalam menimbuh kembangkan daya kritis anak dalam setiap pertemuan pada proses pembelajarannya. Setiap tatap muka dalam ruangan dan waktu pada proses pertemuan itu ada hasil yang bermakna, melekat dalam memori anak sehingga menumbuhkan para peserta didik yang mau berfikir, bisa berfikir dan benar dalam berfikir nya.

Lihatlah para ilmuan terdahulu yang namanya masih diingat sampai sekarang sebagai tokoh-tokoh populer yang berpengaruh yang membentuk mereka seperti itu adalah hasil pikirannya yang ditempa dari proses berfikir kritis ini yang disebut sebagai Filsapat. Kemauan untuk bisa berfikir ini memang perlu diasah dari sedini mungkin itulah sebabnya berfikir silosopis perlu ditanam pada generasi melenial sekarang ini terutama di sekolah dasar. SD (sekolah dasar) itu adalah dasarnya bagi anak-anak untuk menimba ilmu pengetahuan maka induk dari segala ilmu itu harus diberi sedini mungkin sehingga anak bisa menjadi tahu tentang dasar ilmu.   

Terus bagaimana menanamkan pemikiran Filsafat ini untuk anak sekolah dasar. Bukankah anak-anak belum mampu berfikir secara mendalam sebagaimana orang dewasa?. Guru perlu memulai dengan membuat pertanyaan awal pada awal pembelajaran atau yang disebut dengan tahapan  apersepsi . Pada tahapan ini peserta didik dipancing untuk menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga mampu menumbuhkan pertanyaan-pertanyaan  dalam memorinya. Tahapan demi tahapan penanaman ini harus diulang sehingga anak dilatih untuk berfikir secara mendalam dan kritis terhadap semua masalah yang muncul selama proses pembelajaran tersebut.

Memang pengetahuan dan pertanyaan Filsafat merupakan dasar dari ilmu pengetahuan, tetapi pertanyaan-pertanyaan Filsafat merupakan tahapan berfikir HOT ( High Order Thingking) sehingga memang memerlukan analisis secara mendalam pada prosesnya. Siswa perlu diajak untuk mengenal cara berpikir HOT ini supaya pengetahuan yang didapat berkembang dalam bentuk pemikiran siswa itu sendiri. Artinya siswa mampu memproduksi pikirannya secara mandiri dalam bentuk jawaban-jawaban dari soal atau materi yang disampaikan kepadanya secara utuh. Memang perlu menguras energi lebih untuk berpikir tingkat tinggi ini. Tetapi menumbuhkan siswa yang berkualitas dalam buah pikirannya. 

Kita perlu memikirkan anak untuk terus bisa berfikir kritis, kita latihnkereka untuk mau berfikir. Sebab berfikir itu adalah awal dari cinta terhadap ilmu pengetahuan. Kalaulah sudah tahu maka berproses pada tahapan nalarnya, dengan menelaah setiap informasi yang didapat sehingga dapat mengambil inti atau point penting dari informasi yang didapat. Semoga semakin kritis untuk berfikir semakin bermakna hasil yang didapat. Peserta didik pun memperoleh hasil dari proses pembelajaran yang ditempuh ada maknanya. Peserta didik dapat memetik intisari dari setiap kata-kata yang keluar dari ucapan gurunya sehingga mampu diterapkan kehidupan yang sebenarnya.***

Posted in

BERITA LAINNYA

Segera Daftar! Beasiswa BAZNAS Berakhir 10 September 2023

JAKARTA– Beasiswa Riset bagi mahasiswa pendidikan tinggi yang diluncurkan oleh…

Sang Guru Maestro Tari Melayu, Kak Wardi, Hadirkan “Sekilas Rumpun Melayu”

JAKARTA– Pàgeĺaràn tari “Sekilàs Rumpun Melayu”oleh Sanggar Putih Melati berlangsung…

Polres Babar Amankan Erwin Pemilik 4 Ton Timah Saat Akan Melarikan Diri ke Belitung

GETARBABEL.COM, BANGKA BARAT — Tim gabungan dari Polres Bangka Barat…

POPULER

HUKUM

1a-oke

IPTEK

2-ok

TEKNOLOGI