Memperkuat Sistem Pendukung: Landasan Pertanian Lestari di Bangka Belitung

IMG-20250926-WA0039

Oleh: Ahmad Yani || Mahasiswa S2 Ilmu Pertanian Universitas Bangka Belitung (UBB)

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mulai mengurangi ketergantungan pada tambang timah yang selama ini menjadi penopang utama ekonomi daerah. Menipisnya cadangan serta dampak lingkungan mendorong pemerintah daerah mencari sektor baru yang lebih berkelanjutan. Kini, pertanian disiapkan menjadi motor pembangunan ekonomi masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Babel, Edi Romdhoni menegaskan pentingnya regenerasi petani sebagai kunci keberlanjutan.
“Ayo regenerasi petani milenial. Pelatihan untuk mereka sedang kita bangun. Petani milenial adalah sasaran utama untuk mengelola bantuan pemerintah,” ujarnya.

Lahan Kritis dan Tekanan Iklim

Transisi dari tambang ke pertanian tidak mudah. Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2022) menunjukkan lebih dari 300 ribu hektar lahan di Babel masuk kategori rusak akibat aktivitas tambang timah selama puluhan tahun. Banyak galian dibiarkan tanpa reklamasi, sehingga tidak bisa langsung dimanfaatkan untuk pertanian produktif.

Kondisi ini diperburuk dampak perubahan iklim. Laporan Bank Dunia (2021) menegaskan Indonesia termasuk Babel menghadapi risiko tinggi berupa curah hujan ekstrim dan kenaikan muka laut. Hal ini berpengaruh pada produktivitas pertanian, terutama di kawasan pesisir.

Samsul Bahri, petani lada asal Bangka merasakan langsung dampaknya. “Dulu panen lada bisa diperkirakan. Sekarang hasilnya naik turun karena cuaca sulit ditebak,” katanya.

Potensi Pertanian Babel

Meski penuh tantangan, Babel tetap memiliki potensi besar di sektor pertanian. Lada putih (Muntok White Pepper), kelapa, dan karet masih menjadi komoditas unggulan ekspor.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 mencatat sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang lebih dari 20 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Babel pada 2022. Hasil Sensus Pertanian 2023 juga menunjukkan lebih dari 140 ribu rumah tangga menggantungkan hidup di sektor ini. Fakta ini membuktikan bahwa meski tambang dominan, pertanian tetap menjadi tulang punggung sosial ekonomi masyarakat Babel.

Program Hijau Babelku

Sejak 2021, Pemprov Babel menjalankan program Hijau Babelku yang berfokus pada restorasi lahan kritis. Hingga 2023, lebih dari 1.000 hektar lahan direstorasi melalui pola agroforestry yang memadukan tanaman keras dan tanaman pangan.

Nurhayati, anggota Kelompok Tani Hutan Desa Mapur menyampaikan perubahan yang mulai dirasakan warga. “Sekarang lahan yang dulu tandus sudah ditanami durian, jengkol, dan sayuran. Hasilnya bisa dimakan, sisanya dijual di pasar,” ujarnya.

Namun, di lapangan berbagai persoalan masih muncul. Fluktuasi harga komoditas, keterbatasan pupuk organik, dan minimnya pendampingan program menjadi keluhan yang sering terdengar.

Yuni Prasetyo, pegiat lingkungan menegaskan rehabilitasi lahan tambang butuh proses panjang. “Tidak cukup satu-dua tahun. Harus ada pendampingan jangka panjang agar hasilnya nyata,” katanya.

Jalan ke Depan

Untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan, Babel membutuhkan sinergi seluruh pihak. Pemerintah daerah perlu memperkuat regulasi tata ruang serta memberi insentif bagi usaha tani ramah lingkungan. Perguruan tinggi diharapkan menghasilkan riset aplikatif yang bisa diterapkan petani, sementara lembaga keuangan menyediakan kredit ramah bagi petani kecil.

Selain itu, koperasi dan kelompok tani perlu memperkuat kelembagaan agar posisi tawar petani meningkat. Sektor swasta juga didorong berperan dalam hilirisasi produk pertanian dan pembangunan rantai nilai yang adil.

Masa Depan Babel

Dengan penguatan sistem pendukung, Bangka Belitung memiliki peluang besar untuk menata kembali lahan kritis, mengembangkan pertanian tangguh menghadapi iklim, dan menciptakan kesejahteraan berkelanjutan bagi masyarakat.

Edi Romdhoni menutup dengan pesan tegas:
“Pertanian berkelanjutan adalah masa depan Bangka Belitung. Tetapi, tanpa dukungan ekosistem yang kuat, semua rencana hanya akan berhenti di atas kertas,” pungkasnya. (*).

Posted in

BERITA LAINNYA

7 Alasan MotoGP Mandalika 2023 Sukses

LOMBOK–MotoGP Mandalika 2023 yang berlangsung di Sirkuit Mandalika, Lombok –NTB, Minggu (15/10/2023),…

Jembatan EMAS dalam 2 Hari ini Tutup, ada Lomba Balap Aspal

GETARBABEL.COM, BANGKA–Akses melintasi jembatan EMAS pada hari Sabtu dan Minggu…

Pemkab Bangka Jadi Lokus Studi Lapangan Pelatihan Kepemimpinan Kemenkes RI

GETARBABEL.COM, BANGKA — Pemerintah Kabupaten Bangka mengadakan pertemuan dengan peserta…

POPULER

HUKUM

hipk

IPTEK

drone

TEKNOLOGI