Aliansi BEM Se-Bangka Belitung: Persetujuan Bapeten Soal PLTN Gelasa Bentuk Pengelabuan Publik

IMG-20250915-WA0038

GETARBABEL.COM, PANGKALPINANG – Persetujuan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) atas evaluasi tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berbasis reaktor modular terapung di Pulau Gelasa oleh PT Thorcon Power Indonesia (TPI) bukanlah kemenangan bagi rakyat, melainkan peringatan keras bahwa Bangka Belitung sedang diarahkan menjadi ladang eksperimen berisiko tinggi. Senin (15/9/2025).

Presiden Mahasiswa Universitas Anak Bangsa dan koordinator aliansi BEM se-Bangka Belitung, Danil Eko Saputra, menegaskan bahwa legitimasi yang coba dibangun melalui persetujuan ini hanyalah bentuk pengelabuan publik. Pemerintah daerah berdalih “hanya menyiapkan lahan tanpa mengeluarkan izin”, namun kenyataannya rakyat diposisikan sekadar pion administratif dalam proyek raksasa yang penuh kepentingan korporat. Ini bukan partisipasi, melainkan pemaksaan terselubung.

Risiko nuklir bukan hal remeh. Reaktor modular terapung berkapasitas 500 MW memang dipromosikan sebagai energi bersih. Tetapi “bersih” dari emisi fosil tidak berarti “tanpa ancaman”. Pulau Gelasa adalah wilayah pesisir yang rawan bencana, dengan ekosistem laut yang rapuh serta masyarakat nelayan yang menggantungkan hidup sepenuhnya pada laut. Sekali saja terjadi kebocoran atau kecelakaan, bukan hanya lingkungan yang hancur, tetapi juga nyawa, penghidupan, dan masa depan rakyat Bangka Belitung akan terenggut.

Transisi energi tidak boleh menjadikan masyarakat sebagai korban. Kami dengan tegas menolak narasi energi bersih yang dijadikan tameng untuk membenarkan risiko besar ini. Energi surya, angin, dan biomassa jauh lebih aman, lebih partisipatif, dan lebih sesuai dengan kebutuhan rakyat. Alih-alih memaksakan proyek berbahaya, pemerintah seharusnya memilih jalur transisi energi yang tidak mempertaruhkan nyawa warganya.

Parahnya, hingga kini transparansi dan sosialisasi hampir tidak ada. Klaim pejabat daerah bahwa “tidak ada penolakan dari masyarakat” adalah klaim yang menyesatkan. Diamnya masyarakat bukan tanda setuju, melainkan bukti bahwa informasi dibatasi dan partisipasi dibungkam. Demokrasi sejati menuntut keterlibatan rakyat, bukan manipulasi opini publik.

“Kami menolak PLTN di Gelasa dengan tegas. Kami bukan anti-energi baru, tetapi kami menolak dijadikan eksperimen berbahaya. Kami menolak rakyat Bangka Belitung dijadikan korban atas nama ambisi energi,” tegas Danil Eko Saputra.

Transisi menuju energi masa depan harus tegas berpihak pada keselamatan rakyat, tegas menjaga kelestarian lingkungan, dan tegas membuka ruang partisipasi. Jangan biarkan Bangka Belitung dijadikan kelinci percobaan energi nuklir. (Fir)

Posted in

BERITA LAINNYA

Pilkada Ulang Bangka 2025: Saat Hukum Jadi Panggung Politik

Oleh: Zulkarnain Alijudin || Pengamat Politik, Mantan Ketua KPU Bangka…

Toyota Yaris GR Sport Berjaya di Seri Pembuka Kejurnas ITCR 1600 Max

Seri pembuka Kejuaraan Nasional ITCR 1600 Max yang digelar pada…

Laka Lantas di Simpang Gong, Truk Bawa Fiber Terguling Gara-gara Rem Blong

GETARBABEL.COM, BANGKA BARAT — Kecelakaan lalu lintas (laka lantas) dialami…

POPULER

HUKUM

hipk

IPTEK

drone

TEKNOLOGI