5 Fokus Riset Antariksa BRIN

Sekarang  ruang angkasa dapat dieksplorasi menggunakan teknologi  seperti satelit buatan, wahana antariksa, teleskop, pesawat ruang angkasa berawak dan pesawat ulang-alik, stasiun ruang angkasa, dan bahkan robot penjelajah ruang angkasa. Eksplorasi luar angkasa memungkinkan manusia menemukan batas-batas baru, menghadapi fenomena besar dan mengembangkan teknologi mutakhir.

Riset antariksa di Indonesia saat ini baru ada dan dilaksanakan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), tepatnya Pusat Riset Antariksa yang berada di bawah Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa. Pusat Riset Antariksa memiliki tujuan menjadi penggerak riset dengan memperoleh kebaruan riset kunci pada bidang antariksa dengan keluaran jurnal internasional, HKI dan pembiayaan eksternal, sehingga bisa membangun ekosistem keantariksaan Indonesia

Dilansir dalam portal resmi BRIN Pada tahun 2023 ini, Pusat Riset Antariksa BRIN menetapkan 5 fokus riset melalui dibentuknya 5 kelompok riset. Kelompok riset tersebut terdiri dari terdiri dari: 1) matahari dan aktivitasnya, 2) ionosfer dan propagasi gelombang radio, 3) gangguan satelit dan benda jatuh antariksa, 4) astronomi dan observatorium, serta 5) dinamika lingkungan antariksa.

Kepala Pusat Riset Antariksa Emanuel Sungging menjelaskan Program Astronomi berkolaborasi dengan pusat riset lainnya yaitu Pusat Riset Pendidikan dan OR Arkeologi, Bahasa dan Sastra BRIN. Sedangkan Astrofisika dikelompokkan bersama riset fisika pada rumah program riset fundamental.

Fasilitas peralatan pengamatan yang dipergunakan di Pusat Riset Antariksa merupakan fasilitas riset yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia, seperti di Pontianak dan Kupang, yaitu alat CADI dan magnetometer yang sudah beroperasi dan ada juga di Bali serta fasilitas lainnya, yang semua sedang dipetakan dalam BRIN Field Station. (G-01/foto:repro iStock)