Belum Ada Titik Terang Anggaran Pemilukada, Pimpinan DPRD ini Sarankan Tanya PJ Bupati
By beritage |
GETARBABEL.COM, BANGKA- Rencana alokasi anggaran untuk membiayai Pemilukada bulan Agustus…
Tuesday, 26 August 2025
GETARBABEL.COM, BANGKA – Saat ini arus modernisasi pada sektor pertanian dirasa semakin menggeser tradisi lokal, 3 mahasiswa Sosiologi Universitas Bangka Belitung turun langsung ke Desa Pangkal Niur, Kabupaten Bangka. Mereka adalah Harmin (Ketua tim riset) , Ebin (Anggota) dan Ilham Rizki Juliansyah (Anggota).
3 mahasiswa tersebut sekarang sedang meneliti fenomena unik; mengapa masyarakat di desa tersebut masih mempertahankan tradisi padi ladang atau berume di tengah banyaknya terpaan kerentanan yang terjadi.
“Penelitian ini berangkat dari kondisi nyata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dimana kecenderungan pemerintah daearah kini lebih memfokuskan swasembada pangan ke arah padi sawah. Dibangunnya infrastruktur irigasi ,bendungan, sampai pendistribusian bibit unggul disasarkan pada lahan sawah di Bangka Selatan, khusunya di Desa Rias,” papar ketua tim riset, Hermin.
Oleh karena itu, pihaknya memilih Desa Pangkal Niur bukan tanpa alasan, sebagian besar masyarakat masih mempertahankan tradisi bertani ladang. “Bahkan warga memanfaatkan lahan kosong di sela-sela sawit yang masih muda untuk di tanami padi ladang dan menolak tegas tawaran dari perusahaan sawit yang ingin membeli lahan mereka,” tambahnya.
Para mahasiswa ini lebih jauh ingin mendalami alasan keteguhan masyarakat Pangkal Niur dalam pertanian. Pertanyaan yang muncul apakah padi ladang hanya dipertahankan karena faktor identitas, atau ada rasionalitas lain yang berkaitan dengan ketahanan pangan lokal?
Selain itu mereka juga menyoroti bagaimana masyarakat mempraktikkan nilai-nilai kearifan lokal dalam berume.
Berdasarkan catatan awal penelitian, masyarakat Pangkal Niur selalu menghadapi berbagai rintangan, mulai dari keterbatasan lahan , cuaca ekstrem yang tak menentu hingga serangan hama seperti monyet , tikus, dan burung pipit. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih luas mengenai pentingnya pelestarian praktik berume.
Ditempat terpisah Kepala Desa Pangkal Niur mengungkapkan bahwa berume adalah tradisi leluhur yang masih terjaga Samapi sekrang. “Berume bagi kami bukan sekedar bertani akan tetapi sudah menjadi tradisi turun-temurun dari zaman nenek moyang” ungkap kepala desa pangkal niur saat diwawancarai. (SF)
Posted in IPTEK
GETARBABEL.COM, BANGKA- Rencana alokasi anggaran untuk membiayai Pemilukada bulan Agustus…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Kepolisian Resor (Polres) Bangka melaksanakan penanaman pohon…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan…
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sejumlah ASN…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sungguh miris…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Kawasan hutan seluas…