Tiga PT Perkebunan Sawit Diduga Garap Lahan Sitaan Kejati Babel 1.500 Ha PT NKI

IMG-20241212-WA0038_11zon

GETARBABEL.COM, BANGKA — Kasus dugaan korupsi pemanfaatan Hutan Produksi (HP) oleh PT Narina Keisa Imani (NKI) seluas 1.500 hektare di Desa Labuh Air Pandan dan Desa Mendo Kecamatan Mendo Barat serta Desa Kota Waringin Kecamatan Puding Besar di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) semakin liar.

Sebelumnya, Kejati (Kejaksaan Tinggi) Babel telah menetapkan 5 orang tersangka dalam kasus tersebut.

Dijadwalkan Kamis (12/12/2024) sidang perdana terhadap para tersangka dalam kasus ini akan digelar di Pengadilan Tipikor Pangkalpinang.

Sedangkan status lahan 1.500 hektar yang diberikan konsesi kerja sama kepada PT. NKI tersebut saat ini telah disita oleh pihak Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung tertanggal 2 Oktober 2024 lalu dengan Nomor: Print-465/L.9/Fd.2/10/2024.

Kendati telah dilakukan penyitaan oleh Kejati Babel dan Penetapan Sita dari Pengadilan Negeri Sungailiat No. 531/Pen.Pid.B-Sita/2024/PN.Sgl tanggal 18 September 2024, tiga perusahaan besar perkebunan kelapa sawit diduga beraktivitas dan ‘menggasak’ lahan yang berstatus masih dalam proses hukum atau perkara aquo milik pemegang konsesi PT. NKI.

Hal tersebut terungkap berdasarkan temuan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangka, Taufik Koriyanto, saat melakukan pengecekan ke lokasi beberapa hari lalu.

“Awalnya saya menerima laporan dari masyarakat Desa Labuh Air Pandan jika di atas lahan sitaan Kejati Babel itu ada aktivitas berupa land clearing dan penanaman sawit,” ujar Taufik dalam press release yang diterima media ini, Rabu (11/12/2024) malam.

Menurut Taufik, aktivitas serupa diduga juga terjadi di lahan konsesi PT. NKI di Desa Mendo dan Kotawaringin Kabupaten Bangka.

“Semestinya terhadap barang atau objek yang telah disita oleh aparat penegak hukum, tidak boleh ada aktivitas yang dilakukan oleh siapa pun termasuk perusahaan perkebunan kelapa sawit,” kata Taufik yang mengaku saat ke lapangan didamping oleh Kades Labuh Air Pandan dan Bhabinkamtibmas setempat.

Taufik mengungkapkan, berdasarkan penelusuran di lapangan, tiga perusahaan besar yang melakukan aktivitas land clearing dan penanam sawit di atas tanah sitaan Kejati Babel tersebut yakni PT. Fenyen Agro Lestari (FAL), PT. Bangka Agro Mandiri (BAM), dan PT. Sinar Agro Makmur Lestari (SAML).

“Pihak penegak hukum jangan tinggal diam. Saya selaku Wakil Ketua DPRD mendukung setiap langkah penegakan hukum di wilayah ini. Termasuk meminta pihak Kejati Babel untuk memanggil dan bertindak tegas terhadap ketiga perusahaan ini,” tegas politisi Partai Gerindra.

Taufik juga mengungkapkan, dua dari tiga perusahaan tersebut diduga telah melakukan penyalahan izin.

Menurutnya, berdasarkan penelusuran di beberapa OPD di Kabupaten Bangka, diduga PT. FAL telah menyalahi izin, karena sampai saat ini PT. FAL baru memiliki beberapa izin yaitu Persetujuan Kesesuaian Kegitan Pemanfaatan Ruang, Persetujuan Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Budidaya Kelapa Sawit Desa Kotawaringin Kecamatan Puding Besar.

“Sejauh ini PT. FAL belum memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP). Karena itu PT. FAL belum bisa melakukan penanaman kelapa sawit di areal yang diterbitkan PKKPR tersebut,” beber Taufik.

Lebih lanjut dikatakan Taufik, PT. BAM juga diduga belum memiliki IUP.
“PT. BAM juga diduga belum punya IUP. Anehnya mereka sudah melakukan penanaman sawit. Sedangkan PT. SAML masih kami telusuri apakah ada IUP atau belum,” imbuh Taufik.

Terkait karut marut persoalan di lahan konsesi PT. NKI ini, lanjut Taufik, dalam waktu dekat Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Bangka akan mengusulkan pembentukan Pansus Kelapa Sawit agar pelaksanaan perkebunan kelapa sawit ke depan berjalan sesuai regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Dikonfirmasi terpisah, Manager PT. BAM, Desak K Agustini, membantah jika pihaknya melakukan aktivitas di lahan sitaan Kejati Babel.

“Terimakasih sudah konfirmasi, mana berani kami melanggar hukum, kami berkegiatan di lahan yang tidak ada dalam wilayah PT. NKI,” kata Desak.

Ditanya soal dugaan PT. BAM yang belum memiliki IUP, Desak mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan terkait hal tersebut. “Saya cek dulu aturannya ya,” ujar Desak singkat.

Sedangkan Manager PT. SAML, Purnomo, hingga berita ini diturunkan belum membalas konfirmasi media ini.

Namun menurut Dato’ Ramli Sutanegara, selaku pihak yang disebut-sebut berada dalam lingkaran PT. SAML memastikan, sejauh ini PT SAML tidak melakukan aktivitas di lahan sitaan Kejati Babel.

“Dari awal (PT. SAML) memang tidak ada sama sekali (beraktivitas di lahan sitaan). Silakan dicek di lapangan,” ujar Ramli.

Sementara itu, Manager PT. FAL, Remon, belum menjawab konfirmasi media ini. Padahal konfirmasi yang dikirim via pesan WA tersebut dengan status terkirim.

(Getarbabel.com/ Edw, Foto: Wakil Ketua DPRD Bangka Taufik Koriyanto saat kunjungan ke lapangan. IST)

Posted in

BERITA LAINNYA

Polairud Polres Babar Bantu Life Jacket dan Senter ke Nelayan

GETARBABEL.COM, BANGKA BARAT — Personil Sat Polairud Polres Bangka Barat…

Polres Bangka Ringkus Pencuri Sekaligus Pecandu Narkoba

GETARBABEL.COM, BANGKA — Berawal dari penangkapan pelaku pencurian dengan pemberatan…

ASN Mulai Mengeluh TPP 3 Bulan Tak Kunjung Dibayar

GETARBABEL.COM, BANGKA-  Sejumlah  pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkungan Pemerintah…

POPULER

HUKUM

mediaonlinenatal2024ok

IPTEK

PolitikUang-Copy

TEKNOLOGI