MAPPOL Babel Apresiasi Kinerja Pj Bupati Bangka Sangat Baik
By beritage |
GETARBABEL.COM, BANGKA — Menyikapi pernyataan M Taufik Koriyanto, anggota dewan…
Sunday, 22 December 2024
GETARBABEL.COM, BANGKA –– Begitu dahsyat dampak dari pergerakan harga Crude Palm Oil (CPO) hasil tender yang diselenggarakan oleh PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) pada penetapan harga pembelian tandan buah segar (TBS) skala harian di tingkat petani sawit di Pulau Sumatera.
Di Provinsi Riau, sentra perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia, harga TBS harian di tingkat petani sudah berhasil menembus level Rp3.000 per kilogram (Kg) mulai Jumat sore dan Sabtu petang ini (25-26/10/2024).
Hal dipengaruhi kenaikan hasil tender di PT KPBN periode Jumat sore menyebutkan harga CPO untuk Pelabuhan Dumai, Provinsi Riau, sudah di atas Rp 14.720 per Kg.
Sementara itu di Pelabuhan Talang Duku di Provinsi Jambi, harga CPO lebih dari Rp 14.520 per Kg, serta di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) harga CPO di atas Rp 14.420 per Kg.
Artinya, untuk Pelabuhan Dumai sebagai contoh, harga CPO terhitung mengalami lonjakan harga yang fantastis, yaitu mencapai kenaikan Rp 214 per Kg dari tender sehari sebelumnya yang saat itu harga CPO tercatat sebesar Rp 14.507 per Kg.
Berdasarkan informasi dari para petani sawit swadaya (mandiri) di sejumlah kabupaten di Provinsi Riau terungkap kalau kenaikan harga CPO tersebut membuat harga pembelian TBS mereka rata-rata naik di kisaran Rp 30 sampai Rp 50/ Kg.
“Kenaikan tersebut rata-rata di tingkat toke yang menjadi pihak penerima surat pemesanan buah atau delivery order (SPB/DO) dari sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS),” kata Ucok K, pria asal kota Tebingtinggi, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), seorang petani sawit swadaya di Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Ucok K mencontohkan harga pembelian TBS melalui DO TE Flamboyan Ukui untuk PT Karya Panen Terus (KPT) dan di PT Inti Indosawit Subur (PT IIS) Payo Atap, Pangkalan Lesung naik sekitar Rp 30, serta di PT Persada naik Rp 40/kg.
“Nah, harga TBS yang dibeli DO tersebut di tingkat petani sawit untuk kebutuhan PT KPT berkisar Rp 2.880 per Kg, PT IIS Rp 2.990, dan di PT Persada Rp 3.000 per Kg,” ungkap Ucok K.
Dan biasanya, kata dia, rata-rata pemilik DO bakal mendapatkan selisih sekitar Rp 10 sampai Rp 25 per Kg dari TBS yang sudah dibeli dari petani dan sudah diseleksi, ketika dijual ke PKS.
Sedangkan Katimin, petani sawit dari Kabupaten Siak, menyebutkan harga TBS di PT ATM naik Rp 40 menjadi Rp 3.030 per Kg, di PT SISL naik Rp 30 menjadi Rp 3 020 sampai Rp 3.030, tergantung kualitas buah sawit.
“Dan harga berondolan sawit di PT SISL melalui sejumlah DO menjadi Rp 3.150,” ucap pengurus koperasi unit desa (KUD) Bina Mulya ini.
Di berbagai kabupaten lainnya di Provinsi Riau, dari pengamatan asatupro.com, harga TBS petani sawit juga sudah berada di level yang cukup membahagiakan.
Yaitu rata-rata sudah tembus minimal ke level Rp 2.950 sampai Rp 3.010 per Kg dan tergantung dengan kualitas buah berdasarkan hasil sortiran pihak PKS setempat.
“Ya, semoga saja nanti harga TBS kami ini tetap bertahan tinggi. Tentu saja kita berharap harga CPO juga terus terdongkrak naik, tidak mengalami penurunan,” harapnya.
Sementara itu untuk harga TBS kelapa sawit petani mandiri di beberapa pabrik kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Bangka tak berpengaruh banyak.
Harga TBS kelapa sawit pada hari Jumat (25/10/2024) stabil diantara harga terendah Rp2.530/kg di PT GML Manat dan harga tertinggi Rp2.720/kg di GPL Mapur.
Ketua Apkasindo Kabupaten Bangka, Jamaludin juga mengaku heran dengan kondisi harga TBS kelapa sawit petani mandiri di Kabupaten Bangka, khususnya harga pembelian di PKS-PKS.
“Kita semua tahu saat ini harga tender CPO di KPBN terus melejit naik hingga Rp14.720/ kg pada hari Jumat (25/10/2024) namun tidak mendongkrak harga pembelian TBS kelapa sawit di PKS-PKS yang ada di Kabupaten Bangka,” katanya.
Dilanjutkannya, namun bila harga tender CPO di KPBN turun, maka dengan cepatnya harga pembelian TBS kelapa sawit di PKS segera turun.
“Hal ini sungguh tidak adil dan membohongi kami para petani kelapa sawit mandiri di Kabupaten Bangka, seharusnya dengan kenaikan harga CPO saat ini harusnya mendongkrak juga harga pembelian TBS kelapa sawit di PKS di level Rp3.000/kg, saat ini di tingkat petani di Riau saja sudah mencapai level Rp3.000 per kg,” tukasnya.
Jamaludin menduga pihak manajemen PKS di Kabupaten Bangka tidak menaikkan harga TBS kelapa sawit meskipun harga CPO terus melejit karena saat ini petani kelapa sawit mandiri sedang panen raya, sehingga stok TBS kelapa sawit melimpah.
“Mereka sengaja tidak mau menaikkan harga TBS kelapa sawit karena stok masuk ke pabrik melimpah seiring masa panen raya,” tukasnya.
(Getarbabel.com / Edw,)
Posted in Ekonomi
GETARBABEL.COM, BANGKA — Menyikapi pernyataan M Taufik Koriyanto, anggota dewan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Dalam rangka memperkuat kemitraan di ranah Tridharma…
GETARBABEL .COM, BELTIM– Pasca diangkat sebagai Penjabat Sementara (Pjs) Bupati…
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sejumlah ASN…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sungguh miris…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Kawasan hutan seluas…