Sungai Pedindang Rusak Parah, Pangkalpinang Kena Getahnya

GETARBABELCOM, PANGKALPINANG– Pengamat hidrologi, Edi Irawan, ST kembali mengkritisi kondisi sungai pedindang. Sungai yang terletak di wilayah Bangka Tengah ini beririsan dengan wilayah Kota Pangkalpinang. “Banyak sekali kerusakan hutan di sana. Khususnya kerusakan sungai dan bagian tepinya akibat aktifitas tambang illegal,” ungkapnya. 

Dijelaskannya sungai pedindang adalah salahsatu sungai dominan yang melewati kota pangkalpinang. Berhulu di Desa Pedindang, melewati Kelurahan Paritlalang (saat masuk kota Pangkalpinang), kemudian mengalir ke Sungai Kelurahan Pasar Padi (pasar ikan) dan akhirnya masuk pada badan Sungai Baturusa yang bermuara di jembatan emas. 

“Sebagian besar tambang illegal ini berlokasi di sungai karena memang sumber air yang digunakan sebagai bahan pokok dalam melakukan aktivitas pertambangan,” terangnya. 

Ketua Forum Hidrologi Nasional (FHN) ini memaparkan kondisi hulu sungai pendindang sangatlah parah. Sungai ini menyumbangkan sedimen terbesar dibandingkan dengan Sungai-sungai lainnya. Sedimen ini berasal dari penambangan timah illegal. 

Dalam kajiannya ditemukan 273 Ha lahan kritis pada Sungai pedindang yang seharusnya menjadi perhatian lebih pemerintah Kabupaten Bangka Tengah. Mengingat betapa besar dampak kepada wilayah Kota Pangkalpinang yang beririsan dengan wilayahnya.

“Rasanya seperti tidak ada gunanya pemerintah kota melakukan normalisasi pada bagian hilir kelurahan pasar padi (Pasar Ikan) dengan kondisi pada bagian hulu yang sangat rusak,” papar jebolan Fakultas Teknik UBB ini.

Putra kelahiran Babel ini menilai harusnya pemerintah mampu menata sungai pedindang yang  panjangnya hanya 17 Km. “Malu lah kita bila tidak mampu membenahi itu. Banyak master dan professor yang telah disekolahkan oleh pemerintah, apakah harus bernasib menjadi penonton dan tidak bisa berbuat apa-apa?,” ujarnya.(getarababel.com/ES/Foto:IST-FHN)