Melorotnya Harga TBS Dipicu Rujukan Harga CPO

IMG-20250513-WA0023

GETARBABEL.COM, BANGKA– Semenjak tiga pekan terakhir, harga tandan buah segar (TBS) Kelapa Sawit semakin tergerus. Harga sebelumnya tembus diatas Rp 3000 per Kg, sekarang dihargai kisaran Rp 2700 hingga Rp 2500 ditingkat pabrik pengolahan minyak CPO. Sedangkan ditingkat pedagang pengumpul, rata rata TBS sawit milik petani mandiri cuma dibeli rata rata Rp 2400 per Kg.

Terus melorotnya harga TBS ini membuat kalangan petani khawatir sebab hal itu akan mempengaruhi sumber pendapatan keluarga mereka, terlebih lagi turunnya harga TBS bersamaan dengan menurunnya produksi buah atau istilah umum petani disebut musim buah trek. Para petani sawit mengaku tidak tahu persis penyebab harga TBS melorot, mereka hanya mengerti bahwa harga di seluruh pabrik pengolahan CPO alami penurunan drastis.

“bagi kami petani sawit dak paham apa pemicu harga TBS turun, padahal buah saat musim ni dak terlalu banyak atau masih trek,”kata Basri selaku petani sawit asal Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka.

Ketua Apkasindo Kabupaten Bangka Jamaludin ketika dikonfirmasi, belum memberikan jawaban terkait penyebab makin melorotnya harga TBS.

Sedangkan menurut Ketua Umum DPP Apkasindo Dr Gulat ME Manurung, dikutip dari riauaktual.com ,bahwa anomali terjadi akibat carut marutnya sistem penetapan harga CPO di Indonesia yang tidak lagi menerapkan prinsip pasar yang adil dan transparan.

“Ada masalah serius pada rujukan harga CPO kita. Pertama, seharusnya bursa CPO itu hanya satu, tidak boleh ada dua atau tiga. Saat ini, Indonesia malah punya beberapa rujukan harga,” ungkap Gulat, Minggu (11/5/2025).

Menurutnya, kehadiran lebih dari satu bursa membuat pasar tidak punya acuan yang jelas, sehingga harga mudah dimanipulasi. Masalah kian pelik ketika penyelenggara bursa juga berperan sebagai pembeli atau pengguna CPO

“Kalau penyelenggara bursa juga pemain, tentu dia akan menekan harga serendah mungkin supaya bisa membeli murah. Ini jelas merusak pasar,” tegas Gulat.

Tak hanya itu, Gulat juga menyoroti sistem tender yang selama ini diterapkan. Menurutnya, tender pembelian CPO masih bersifat terbatas dan tidak terbuka, sehingga mekanisme pasar tidak bekerja secara optimal.

“Ketiga faktor ini, bursa lebih dari satu, penyelenggara yang ikut bermain, dan sistem tender terbatas, adalah penyebab utama penurunan harga CPO saat ini,” lanjutnya.

Gulat mengaku sudah menyampaikan permasalahan ini kepada Kementerian Perdagangan dan kementerian terkait. Ia mendesak agar pemerintah konsisten hanya mengakui satu bursa resmi, yaitu Bursa CPO Indonesia yang diselenggarakan oleh ICDX (Indonesia Commodity and Derivatives Exchange).

“Sayangnya, di akhir masa jabatan presiden kemarin, malah keluar izin baru untuk bursa CPO lain. Akibatnya ya seperti sekarang, harga tidak karuan,” ujar Gulat.

Dia juga mengungkapkan bahwa kondisi ini berpengaruh terhadap para petani sawit. “Jelas berpengaruh. Harga CPO itu kiblat dari harga TBS petani. Kalau harga CPO turun, ambruk lah harga TBS petani,” ujarnya.

Oleh sebab itu, dia berharap pemerintah menjadikan Bursa CPO Indonesia yang dikelola oleh ICDX sebagai satu-satunya rujukan harga CPO. Sehingga petani juga mendapatkan kepastian harga yang adil.

“Hanya Bursa CPO Indonesia yang penyelenggaranya buka pemain atau pengguna CPO, tapi hanya penyelenggara saja. Melalui Bursa CPO Indonesia juga, cara kita mempatenkan kepada dunia bahwa kita punya konsep yang sangat penting menjaga stabilitas harga dari hulu sampai ke hilir,” tutupnya.(SF)

Posted in

BERITA LAINNYA

1.483 Honorer Pemkab Bangka di Luar Data Base BKN Tetap Dipertahankan, Ini Skema yang Diambil Pj Bupati

GETARBABEL.COM, BANGKA — Pemkab Bangka akan tetap berupaya mempertahankan tenaga…

Termasuk Traider/Investor, Ini 8 Peluang Tambah Penghasilan

Ingin menambah penghasilan selain dari gaji yang didapatkan dari kantor?…

Bergidik Bulu Kuduk, Renovasi Stadion Orom Habiskan Rp2 Miliar Hasilnya Seperti Dirampok!

GETARBABEL.COM, BANGKA — Bergidik bulu kuduk! Seakan tak percaya saat…

POPULER

HUKUM

hipk

IPTEK

drone

TEKNOLOGI