Selamatkan Balita, Pemuda Imigran Panjat Gedung 4 Lantai Tanpa Alat Bantu
By beritage |
GETARBABEL.COM, PRANCIS — Kisah inspiratif datang dari pria yang layak…
Sunday, 22 December 2024
GETARBABELCOM, JAKARTA — Bagas Hapsoro, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia dan Latifa (periode 2016-2020 bertemu dengan founder Pak Sahid Coffee, Adi Sahid sebelum melakukan kunjungan ke provinsi Bengkulu dalam rangka menjadi narasumber seminar nasional dan bedah buku di kampus Universitas Hazairin Bengkulu.
Pertemuan dalam suasana penuh kekaraban di Cafe Diplomasi Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (27/6/2024) ini membahas masalah perkopian di Bengkulu. Sebelumnya Mantan Dubes ini mencari sosok pemuda asal Desa Batu Bandung yang merupakan tokoh muda pemerhati perkopian dari Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang.
Sosok Adi Sahid yang merupakan founder Pak Sahid Coffee, menurut pengamatan Bagas yang juga pernah menjadi Duta Besar Besar Indonesia untuk Lebanon periode ( 2007-2009), merupakan anak muda yang selalu tampil memperkenalkan kopi dari Bengkulu di beberapa kegiatan baik skala nasioanal maupun internasional.
Untuk itu Bagas mengundang secara khusus founder Pak Sahid Coffee agar bisa berdiskusi di Kementerian Luar Negri di Jakarta, sebelum beliau menjadi Narasumber seminar Nasional yang akan di lakasanakan di Provinsi Bengkulu
Bagas merupakan sosok yang aktif memperhatikan perkembangan perekonomian dan perdagangan komuditas asli Indonesia termasuk kopi. Beliau pernah menjadi Deputi Sekjen ASEAB ( 2010 – 2012 ) dan merupakan Perunding Republik Indonesia untuk isu isu perdagangan di World Trade Organizatio n ( WTO )Jenewa dan PBB di New York, dan saat ini menjadi team diplomasi Kopi kementerian Luar Negri RI yang sedang konsen memperhatikan perkembangan perkopian tanah air.
Dalam diskusi bersamanya, Adi Sahid menyampaikan mengenai tantangan dan peluang perkopian di Kabupaten Kepahiang provisi Bengkulu, terutama di Desa Batu Bandung yang merupakan spot penghasilan kopi terbesar di Kabupaten Kepahiang,
Pengurus BPP HIPKA ini mengutarakan tantangan yang dihadapi petani saat ini yang sebenarnya merupakan hal klasik kalau dibahas dan sampai saat ini belum terselesaikan dan belum mendapatkan solusi yang kongkrit.
Masalah tersebut terutama soal infrastruktur perkebunan dan teknologi pertanian, baik SDM maupun Peralatan, dimana hal ini sangat kurang dan tidak mendukung, selain itu produktivitas kopi yang menurun karena faktor kopi yang kurang terurus dan kondisi tanah yang mulai tandus.
“Itulah yang menjadi problem kami dari tahun ketahun, makanya waktu pertemuan Jakarta Internasional coffee Confrece (JICC ) di Sarinah jakarta, saya presentasi kan mengenai TOL kebun kopi itu sebenarnya arah dan maksudnya adalah adanya infrastruktur perkebunan yang efektif,” ungkap Adi Sahid ketika berbincang dengan Dubes Bagas.
Dalam diskusi tersebut Adi Sahid juga menyampaikan peluang terhadap Perkopian di Kepahiang. Peluang yang sangat besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan bahkan peluang untuk Devisa negara jika produktivitas dan kualitas kopi di perhatikan, namun untuk melakukan itu semua meski ada sinergitas bersama, kalau menyerahkan seutuhnya kepada petani, maka peluang ini tidak akan tercapai,
“Bahkan kita sudah membuat konsep untuk program desa devisa kopi serta merancang desa integrated farming serta desa agrowisata untuk perkebunan kopi di Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu (sedang di konsep ,” ungkap tokoh muda perkopian ini.
Melihat peluang yang begitu besar, disisi lain kondisi taraf perekonomian masyarakat desa yang dari tahun ke tahun belum ada perubahan signifikan, founder Pak Sahid Coffee ini bertekad untuk mengenalkan kopi desa kami ini ke dunia luar, dengan memulai membangun komunikasi, membangun jaringan, melakukan kompaye perkopian, baik nasional maupun internasional.
“Dalam diskusi tersebut akhirnya beliau tau tentang perkopian desa kami. Harapannya hasil diskusi ini menjadi referensi saat Pak.Dubes menjadi narasumber seminar nasional nanti, selain itu menjadi memotivasi generasi Z dan menjadi masukan kepada Pemerintah dan stakeholder yang ada,” pungkas Adi.
Pihaknya menaruh harapan dengan adanya dukungan mantan Dubes ini, semua stakeholder dapat bersinergi memperkuat usaha perkopian di Bengkulu. “Setelah mendengar paparan kami, beliau menyambut positif dan mengapresiasi serta menyapa kami dengan sebutan pejuang kopi, ” terang Adi. (getarbabel com/ES)
Posted in Ekonomi
GETARBABEL.COM, PRANCIS — Kisah inspiratif datang dari pria yang layak…
GETARBABEL.COM, JAKARTA-– Pak Sahid Coffee (Kelompok Tani Batu Bandung Jaya)…
PANGKALPINANG—Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Bangka Belitung bersama BPW Himpunan…
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sejumlah ASN…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sungguh miris…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Kawasan hutan seluas…