Badan Pangan Nasional; Risiko Kedaruratan Pangan di Babel Bisa Terjadi

GETARBABELCOM, PANGKALPINANG — Kondisi defisit pangan pokok atau pangan setara beras (PSB) dan beberapa bahan pangan lainnya yang dialami Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memungkinkan terjadinya kerawanan pangan. Ketergantungan pasokan dari luar daerah masih terjadi sampai sekarang. 

Deputi Bidang Kerawanan Pangan Dan Gizi  Badan Pangan Nasional, Nyoto Suwignyo menilai dalam kondisi tersebut akan mempengaruhi ketahanan pangan daerah. 

“Risiko kedaruratan pangan di Babel bisa terjadi karena belum mampu memenuhi kebutuhan di daerahnya”, ujarnya dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Darurat Pangan di Provinsi Kepulauan Babel, di Ruang Pasir Padi Kantor Gubernur, Pangkalpinang, Selasa (21/5/2024), sebagaimana dikutip dari portal berita resmi Pemprov. Babel. 

Sementara itu Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Safrizal ZA menjelaskan dari kebutuhan 12 pangan pokok di Babel selama tahun 2024, jika dibandingan total kebutuhan dengan perkiraan produksi, maka hanya 3 komoditi yang mengalami surplus produksi, yakni jagung, cabai besar, dan daging ayam ras.

“Sisanya kita harus impor dari daerah lain, termasuk daging sapi yang saat ini hanya mampu mencukupi 28,68% dari kebutuhan. Maka, peran dari pengusaha sawit pada program integrasi sapi-sawit ini sangat dibutuhkan,” ungkapnya. 

Pihaknya pun terus menggencarkan program Semarak Babel (Semangat Menanam Rakyat Bangka Belitung). Saat ini program tersebut tengah difokuskan untuk meningkatkan produksi cabai dan bawang.

Tak hanya itu, subsektor holtikultura juga tak luput dari perhatiannya. Sebagai upaya mendorong terciptanya kemandirian dan ketahanan pangan, ia mendorong para petani untuk budidaya pisang cavendish.

“Offtakernya sudah ada. Tinggal bagaimana kita merubah mindset masyarakat dari sektor tambang ke agraria,” terangnya. (getarbabel.com/ISR/foto: IST/Pemprov Babel)