Belum Menikah, Watina Gagal Dapat Rumah Layak Huni, Maryam Prihatin Berharap Ada Solusi Lainnya

GETARBABEL.COM, BANGKA — Seorang wanita lansia,
Watina (62), warga Lingkungan Air Asam Kelurahan Bukit Ketok, Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka saat ini menjalani kehidupan yang tidak layak, karena tinggal di rumah kayu reyot yang sudah tidak layak huni.

Padahal saat ini banyak program pembangunan rumah layak huni yang dianggarkan pemerintah daerah ataupun CSR perusahaan BUMN dan swasta.

Untuk hidup sehari-hari Watina, hanya mengambil upah dari berjualan kerupuk dan kemplang, mrisnya potret kehidupan Watina sangat berbanding terbalik dengan warga lainnyam yang tinggal di daerah itu.

Papan kayu yang menjadi dinding rumah Watina terlihat sudah banyak yang patah dan bolong-bolong, serta banyak pula yang lapuk di makan rayap dan usia.

Selain itu, sejumlah atap rumahnya dari seng juga terlihat banyak yang berlobang-lobang.

Saat turun hujan seperti saat ini, Watina harus tidur ditemani tetesan air hujan yang membasahi bagian dalam rumah hingga kasur yang dimilikinya.

Melihat kondisi yang dialami Watina (62), anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Dapil Kabupaten Bangka, Maryam mengaku sangat prihatin dan miris melihat hal ini.

Menurut Srikandi Partai Demokrat ini, sudah sepantasnya Watina mendapat perhatian lebih dari pemerintah daerah, baik Pemkab Bangka maupun Pemprov Babel, berupa bantuan sembako ataupun bantuan perbaikan infrastruktur seperti program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), yang saat ini memang sudah banyak dirasakan oleh masyarakat kurang mampu di daerah yang memang membutuhkan.

“Setelah melihat secara langsung kondisi rumah Watina, memang sudah tidak layak dan sangat memprihatinkan,” kata Maryam, usai meninjau langsung kondisi rumah Watina, Minggu (02/02/2025).

Berdasarkan informasi dari Kepala Lingkungan (Kaling) Air Asam, lanjut Maryam, rumah Watina sudah diusulkan untuk menjadi salah satu penerima manfaat program RTLH bersama dengan warga lain, namun akhirnya ditolak lantaran persoalan administrasi status pernikahannya yang belum menikah, sehingga bantuan tersebut menjadi terhambat.

Namun, Maryam tetap berharap, adanya solusi lain baik dari pemerintah daerah ataupun melalui CSR perusahaan BUMN atau swasta untuk dapat menyelesaikan persoalan yang dialami Watina.

“Yang diajukan rumah layak huni ini cuma beliau saja yang tidak dapat, karena syarat administrasi yang tidak terpenuhi yakni syaratnya harus menikah,” imbuhnya.

Makanya dalam hal ini, kami minta dari pemerintah ada pengecualian untuk Watina agar bisa menerima program RTLH juga, ataupun dari pihak-pihak perusahaan yang barangkali bisa membantu melalui CSR juga kami harapkan dapat membantu, karena beliau umur sudah tidak muda lagi yakni 62 tahun.

“Melihat situasi yang ada, tentu harus ada solusi, semoga ada perhatian juga,” harap Maryam.

Pada kesempatan ini, Maryam juga memberikan bantuan kepada Wanita (62) berupa uang tunai dan sembako.

Diharapkannya bantuan itu dapat sedikit meringankan beban hidup yang dirasakan oleh wanita lansia tersebut.

Sementara itu Kepala Lingkungan (Kaling) Air Asam, Topan mengaku sudah mengusulkan rumah Watina (62) untuk menjadi salah satu penerima manfaat program RTLH bersama empat (4) warga lainnya.

Namun, hanya usulan untuk Watina (62) yang ditolak, karena adanya permasalahan administrasi, khususnya status pernikahan yang belum menikah.

Topan tetap berharap ada solusi lain yang bisa diberikan kepada Watina (62), berupa bantuan dari pemerintah daerah ataupun melalui CSR perusahaan-perusahaan yang memang ingin mengulurkan tangan kepada wanita lansia tersebut.

“Semoga ada solusilah untuk warga kita Ibu Watina ini, kasihan dengan kondisi beliau, apalagi rumahnya memang sudah tidak layak lagi untuk dihuni. Kondisinya rumah sudah hancur,” ujarnya.

(Getarbabel.com / Edw, Foto: Kunjungan anggota DPRD Provinsi Babel, Maryam ke rumah lansia Watina (62).
IST)