THR dan Gaji ke-13 Segera Cair, Catat waktunya!
By beritage |
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah mengeluarkan kebijakan…
Sunday, 22 December 2024
GETARBABELCOM, PANGKALPINANG– Kondisi Kekurangan air bersih yang umum terjadi pada musim kemarau di beberapa tempat termasuk Kota Pangkalpinang memerlukan perhatian serius. Di sisi lain kondisi air melimpah pada musim hujan tidak terkelola dengan baik untuk persiapan menghadapi kemarau.
“Pengamatan hujan yang kami lakukan 6 bulan terakhir ini terhitung 220 juta meter kubik air hujan yang jatuh di Kota Pangkalpinang,” jelas Edi Irawan, ST, Ketua Forum Hidrologi Nasional (FHN).
Angka ini didapatnya dengan menggunakan metode perhitungan yakni mengkalkulasi jumlah daratan yg dikalikan dengan curah hujan dan dikonversi dalam satuan meter.
Menurutnya air yang turun pada musim hujan
Ini tergolong jumlah yang sangat berlebih untuk digunakan orang-orang sebagai bahan pokok kehidupan. Curah hujan yang baik ini membuat tanah-tanah lembab dan tidak gersang kerontang.
“Rata-rata pemakaian air bersih per hari satu orang adalah 120 liter. Bila Jumlah penduduk Kota Pangkalpinang sebanyak 232000 orang maka hanya 27840 liter air yang habis digunakan selama satu hari. Artinya air yang digunakan di Pangkalpinang selama 6 bulan hanyalan 5 juta kubik air,” terang alumnus Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung ini.
Lebih lanjut diungkapkannya, bila ingin melihat lebih jauh dalam setengah tahun masyarakat kota Pangkalpinang hanya butuh persediaan air sebesar 2 kali lipat kolam retensi yang ada di Pangkalpinang.
“Terasa aneh bila curah hujan yang bagus ini namun kita masih merasakan kekurangan air di saat kemarau,” jelas jebolan Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung ini.
Untuk itu pihaknya akan mencermati langkah antisipatif apa yang dilakukan pemerintah Kota dalam pengelolaan sumber daya air apabila masuk musim kemarau kedepan.
“kita sama-sama meninjau kembali kondisi air tahun ini. Bila memang terulang kekeringan saat musim kemarau, itu mengindikasikan bahwa jelas pemerintah tidak mampu mengelola air hujan yang jatuh di Kota Pangkalpinang,” terangnya.
Di sisi lain dalam hal pengelolaan sumber daya air, menurutnya kota Pangkalpinang dengan luas daerah 10.000 Ha sangatlah kecil untuk melakukan pengelolaan sumber daya air secara mandiri tanpa melibatkan kabupaten yang beririsan dengan wilayahnya.
“Namun walaupun kecil, Kota Pangkalpinang sebagai pusat kegiatan lingkungan skala provinsi memiliki kemampuan finansial yang jauh lebih besar untuk membuat rencana jangka panjang,” paparnya .
Perencanaan pengelolaan sumber daya air ini menurutnya juga tidak terlepas dari sinergi dengan kabupaten beririsan secara administratif yang masuk dalam satu DAS yang sama yaitu DAS Baturusa. (getarbabel.com/ISR)
Posted in SOSBUD
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah mengeluarkan kebijakan…
JAKARTA—Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) mengumumkan hasil…
GETARBABEL.COM, BALI – Judi online, dengan segala kemudahan aksesnya, telah…
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sejumlah ASN…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sungguh miris…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Kawasan hutan seluas…