Penting! Lembaga Keuangan yang Talangin Biaya Haji Tidak Dapat Ditolerir
By beritage |
TANGERANG–Forum Kajian Istithaah Keuangan Haji yang digelar Ditjen Penyelenggaraan Haji…
Friday, 20 September 2024
GETARBABEL.COM, BANGKA- Produksi tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan oleh tanaman Kelapa Sawit belakangan ini turun drastis. Penurunan produksi TBS disepanjang tahun 2024, malah berlangsung cukup lama, agak berbeda dengan trend penurunan TBS ditahun tahun sebelumnya, meski siklus musim buah trek(produksi turun) tetap terjadi namun tak separah musim siklus trek ditahun 2024.
Pemicu turunnya produksi TBS tersebut menurut prediksi kalangan petani mandiri, hal ini dipicu karena faktor cuaca dan juga kondisi lahan tempat tanaman kelapa sawit tersebut tumbuh. Faktor cuaca sangat menentukan, ditahun 2023 lalu, pernah terjadi kemarau ekstrim dengan durasi diatas 4 bulan.
Bisa jadi, dampak kemarau tahun lalu membuat tanaman kelapa sawit mengalami dehidrasi sehingga malas berbuah ditahun berikutnya meski standar perawatan kebun tidak berubah. kondisi lahan berada didaratan tinggi juga ikut mempengaruhi musim trek karena lahan kering berbeda dengan lahan basah.
Jika tanaman sawit berada dilahan agak basah musim trek tetap terjadi namun tak berlangsung lama, sedangkan dilahan daratan tinggi justru musim trek berlangsung lama meski perawatan diberlakukan secara berkala dan sesuai standar.
“Produksi TBS kisaran 60 persen sampai 70 persen turun khusus dilahan daratan tinggi, tetapi dilahan dataran rendah atau sejenis gambut tetap kena musim trek tapi tak berlangsung lama,”tutur Nain salah satu pedagang pengumpul TBS milik petani di seputaran Kecamatan Merawang.
Menurutnya, musim trek berkepanjangan seperti kondisi sekarang, bukan karena faktor kurang pupuk, melainkan faktor cuaca dan kondisi lahan kebun sawit. Para petani tetap memberlakukan perawatan kebun sesuai standar, akan tetapi tetap saja produksi TBS rendah. Berbeda dengan tanaman dilahan gambut, tetap terjadi musim trek tapi tak lama, setelahnya produksi TBS kembali normal.
Mengenai harga TBS belakangan ini trend cenderung naik, mendekati angka Rp 2600 di pabrik, hanya saja buahnya berkurang rata rata diatas 60 persen, terkecuali tanaman sawit di daratan rendah tidak besar pengaruh terhadap produksi TBS.
Nain memprediksi, sekitar tiga bulan kedepan produksi TBS akan kembali normal seperti biasa, hal ini dapat dilihat dari putaran tandan buah di batang sawit dalam kondisi buah mulai menua dan merata.(getarbabel.com/Ysf)
Posted in Ekonomi
TANGERANG–Forum Kajian Istithaah Keuangan Haji yang digelar Ditjen Penyelenggaraan Haji…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Inspektorat Kabupaten Bangka melalui Aparatur Pengawasan Internal…
GETARBABELCOM, JAKARTA — Bagas Hapsoro, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan…
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sungguh miris…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sejumlah ASN…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Kecamatan Belinyu…