OPINI || Analisa Curah Hujan dan Dampaknya Terhadap DAS Rangkui

a228367a-71fa-46ad-8507-10278421e469

Oleh : EDI IRAWAN , ST || Ahli Sungai/Ketua Forum Hidrologi Nasional (FHN)

Curah hujan maksimum Kota Pangkalpinang, dalam satu tahun 2023 sebesar 83,7 mm. Artinya dalam tahun itu ada satu hari terjadi curah hujan tertinggi yang direkam dalam 24 jam di Stasiun Meteorologi Depati Amir Kota Pangkalpinang. Pada hari itu tumpah sebesar 467715 m³ air hujan ke wilayah tangkap hujan bernama DAS Rangkui. 

Nama DAS adalah nama yang dibuat dan diolah oleh sendiri oleh saya karena pemerintahan kabupaten/kota belum menghadirkan itu. Padahal, fungsinya data ini sangatlah penting untuk melakukan kajian dan perhitungan dalam mekanisme banjir. Omong kosong bisa melakukan kajian komprehensif dan membuat klaim namun tidak memiliki atau membuat data tersebut.

Hal ini disebabkan Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai Kementerian hanya menerbitkan delineasi DAS seluruh indonesia yang hanya berdasarkan sungai-sungai besar, sehingga tidak bisa digunakan dalam konteks batas administratif kabupaten/kota yang memang tidak mendasarkan batas administrasi ini pada batas fenomena bentang alam.

3832 Ha (57%) dari Luas DAS rangkui mengalirkan air ke Kolam Retensi Pangkalpinang. 1756 Ha Luas DAS Rangkui langsung menyetuh permukiman, jalanan dan bangunan infrastruktur yang ada disekitarnya. Wilayah ini hanya mengandalkan saluran-saluran yang ada di dalam kota utk mengaliri air. 

Hampir tidak ada lagi fungsi kolam retensi bagi warga yang bertempat tinggal pada bagian hilir DAS Rangkui kecuali pengaturan bukaan pintu air. Mereka hanya menunggu air itu datang dan menggenang rumah mereka satu persatu. 

Coba kita bayangkan, hujan extrem yang terjadi pada tahun 2016 yang katanya adalah sebuah bencana. Ternyata setelah kita telusuri, hujan maksimum sebesar 183,9 mm hanya terjadi satu hari saja. Dan kalau kita bagikan 24 jam, curah hujan tersebut hanya sebesar 7,66 mm perjam nya. 

Hujan ini relatif kecil bila kita anggap konstan dalam satu hari satu malam. Esok harinya Curah hujan tersebut mengalami penurunan sebesar 23,6 mm. Bila kita ingin nominalkan volume total air hujan yang jatuh, hanya 131876 m³ air yang jatuh ke bumi dalam delineasi DAS Rangkui. 

Anda bisa bayangkan betapa lemahnya kita dalam pengelolaan sumber daya air. Kami sebagai masyarakat yang peduli terhadap pengelolaannya pun sangat sulit mendapatkan data, padahal kajian ini pun bermanfaat bagi semuanya. Khususnya adik-adik kita yang diperguruan tinggi untuk mendapati langsung permasalahan aktual. Namun, kami merasakan tidak ada dukungan, kami tidak mengharap dukungan materiil, minimal kami mendapatkan dukungan moriil pun sudah sangat cukup.

Ini saatnya untuk menggali potensi tata ruang yang berhubungan dengan pengelolaan banjir pangkalpinang. memberikan izin-izin bangunan perumahan, tempat tinggal, gudang pendidikan usaha dan lainnya dengan lebih hati-hati. Kemudian juga membuat perencanaan pengembangan kab/kota pada arah yang minim dampak limpasan air dan lain sebagainya.**

Posted in

BERITA LAINNYA

Pilkada 2024 Aman dan Kondusif, Kapolres Bangka Ucapkan Terima Kasih

GETARBABEL.COM, BANGKA — Tahapan Pemungutan Suara Pemilu Kepala Daerah (Pilkada)…

Haris; Jangan Lelah Kelola Arsip

BERITAGETAR.COM, BANGKA — Pj Bupati Bangka M Haris menegaskan bahwa…

KemenKopUKM Cetak Wirausaha Melalui Entrepreneur Hub

JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggandeng berbagai pihak…

POPULER

HUKUM

mediaonlinenatal2024ok

IPTEK

PolitikUang-Copy

TEKNOLOGI