Apkasindo Babar Lantik Pengurus 5 DPU Kecamatan
By beritage |
GETARBABEL.COM, BANGKA — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Petani Kelapa…
Sunday, 22 December 2024
GETARBABEL.COM, BANGKA — Desa Pangkal Niur Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ternyata memiliki Hutan Adat dengan vegetasi utama pohon Kayu Pelawan tumbuhan khas Pulau Bangka yang terbilang sudah langka seluas 275 Hektare (Ha).
Saat ini Hutan Adat Desa Pangkal Niur dikelola Kelompok Tani Hutan (KTH) Mesimporawang yang melakukan budidaya madu kelulut (madu lalat) dengan 100 log/sarang madu dengan hasil panen sekitar 200-400 kg dalam sekali panen.
Pengurus KTH Mesimporawang, Rattno mengatakan mulai mengembangkan budidaya madu kelulut sejak tahun 2018 di 13 titik lokasi Hutan Pelawan Desa Pangkal Niur.
“Saat ini baru sekitar 1 Ha dari luasan total 275 Ha yang termanfaatkan. Hasil yang diperoleh sekitar 200-400 kg dalam 1 kali panen,” kata Ratno saat menerima kunjungan kerja Kabid Pemberdayaan Masyarakat Desa an Ekonomi Dinpemdes Kabupaten Bangka , Tri Rachmawati SPi MSi bersama para staf, Rabu (12/06/2024).
Diungkapkannya, rasa madu yang dihasilkan sangat tergantung dari nektar atau bunga pohon kayu hutan yang sedang berbunga saat ini.
“Rasa pahit yang khas dari batang pohon Pelawan diperoleh puncaknya pada bulan Mei dan berakhir di bulan Juni setiap tahunnya. Jenis yang madu kelulut yang dibudidayakan, yaitu Hetero Trigina Itama,” ujarnya.
Diungkapkannya kendala yang dihadapi dalam budidaya madu kelulut, yakni ancaman predator hama monyet.
“Kami berharap usaha ternak madu kelulut ini terus berkembang, mengingat luasan lahan yang masih tersedia sangat banyak dan belum termanfaatkan. Jangan sampai lahan yang ada sekarang menjadi hutan yang tidak produktif dan harus tetap dilestarikan,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinpemdes Kabupaten Bangka, M Dalyan Amrie melalui Kabid Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Ekonomi Dinpemdes Kabupaten Bangka, Tri Rachmawati mengatakan pengembangan kawasan Hutan Adat Pohon Pelawan ini kedepannya perlu sinergi dan pelibatan beberapa pihak, antara lain Bumdes, kelompok masyarakat, Karang Taruna, Pokdarwis, pelajar, pramuka serta dukungan Pemdes Pangkal Niur dan Pemkab Bangka.
“Pengembangan hutan menjadi daerah kunjungan wisata edukasi yang dapat mendatangkan PAD bagi desa melalui pengelolaan hutan secara terpadu dan terintegrasi dengan penyediaan fasilitas pendukungnya lewat master plan yang harus digarap bersama, serta perlu ada Perdes yang harus disusun untuk pengelolaannya,” kata Tri yang dikenal ahli di bidang perikanan budidaya ini.
(Getarbabel.com/Edw, Foto: IST/Dinpemdes Bangka)
Posted in Ekonomi
GETARBABEL.COM, BANGKA — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Petani Kelapa…
GETARBABELCOM, PANGKALPINANG– Peneliti yang juga Ketua Forum Hidrologi Nasional, Edi…
GETARBABEL.COM, BANGKA – Satuan Polisi Air dan Udara (Sat Polairud)…
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sejumlah ASN…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sungguh miris…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Kawasan hutan seluas…