Hadiri Program NEXT, Pak Sahid Coffee Paparkan Potensi dan Kendala Ekspor Kopi

IMG-20240404-WA0062

GETARBABEL.COM, JAKARTA — Kementerian Perdagangan RI melalui Dirjen Percepatan Ekpor Nasional ( PEN ) meluncurkan program Next (New Eksport Break Through) 2024.  Program ini bertujuan untuk percepatan ekspor bagi pelaku usaha, IKM dan UMKM terutama dari Desa, agar bisa segera go internasional atau melakukan eksport terhadap produk yang dimilikinya. Rabu (3/4/2024).

“Program ini penting baik bagi pelaku usaha yang sudah pernah ekspor atau pun belum pernah ekspor. Bagi yang sudah pernah ekspor agar meningkatkan jumlah ekspornya,  sedang yang belum pernah agar segera bisa  melakukan kegiatan eksport melalui bimbingan dan pelatihan dari Dirjen PEN Kementerian kementerian perdagangan RI dengan Program terukur Next ini selama 1 tahun, ” ungkap  Didi Sumadi, Dirjend PEN dalam sambutannya di pembukaan kick off NEXT di Kementerian Perdagangan, 

Pak Sahid Coffee sebuah brand kopi yang tumbuh berkembang dari Desa penghasil kopi terbesar di Kabupaten Kepahiang Bengkulu, menjadi salah satu IKM/UMKM yang mendapatkan undangan secara langsung dan hadir pada kegiatan ini. 

Adi Sahid, founder Pak Sahid Coffee, dalam ertemuan tersebut  menyampaikan kepada peserta yang hadir, baik dari Kementerian Perdagangan RI, para pengusaha, dan stakeholder, bahwa Desa Batu Bandung merupakan Desa lumbung kopi dan bisa menjadi Desa Devisa Kopi di Indonesia 

“Selain jumlah produksi kopi yang tinggi, desa ini memiliki kopi yang mempunyai storinomic kearifan lokal dalam proses perkopiannya, dengan istilah atau bahasa lokalnya,  Menyahyo, semak biloi, berdu’a kur semanget boak kawo dapet dew, ‘, terangnya . 

Kopi ini dapat dikatakan bagian dari cerita story coffee yang dibalut culture budaya lokal. Hal ini menjadi salah satu kelebihan yang menjadi daya tarik buyer untuk membeli kopi dari desa Batu Bandung ini. 

Adi Sahid juga menyampaikan ada kendala yg diallami saat mengirimkan kopi dari desa ini ke luar negeri. “Kita sudah mencoba mengirim kopi ke beberapa negara walaupun masih dalam jumlah kecil, seperti Malaysia, jepang, kanada, srilangka, Venezuela, dll,” lanjutnya. 

Namun ketika dalam jumlah besar pengurus BPP HIPKA ini menjelaskan ada beberapa pembeli luar negeri meminta persyaratan sertifikasi, seperti Sertifikasi Rainfores Aliance (RA), Indikasi Geografis (IG), sertifikasi organik, dll. Untuk mendapatkan sertifikasi ini perlu dukungan semua pihak, Baik pemerintah, pembeli ( buyer ) serta para stakeholder yang berhubungan dengan perkopian.

Sebab kalau dibebankan kepada para petani kopi atau pelaku perkopian yang di desa, menurut Adi maka akan sulit terwujud, karna biaya pembuatan sertifikasi tersebut lumayan tinggi untuk para pelaku IKM/UMKM atau petani kopi. 

“Harapan kami agar kekurangan-kekurangan ini segera dapat diatasi, dan Kopi dari Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang Bengkulu ini bisa bermanuver di arena internasional, sesuai dengan motto yang kami kami gaungkan  yakni “Dari Desa Untuk Dunia “,  ungkapnya. (getarbabel.com/ES)

Posted in

BERITA LAINNYA

Depan Stadion Orom Lokasi Favorit Berburu Takjil di Kota Sungailiat

GETARBABEL.COM, BANGKA- Sejak hari pertama hingga memasuki hari kedua umat…

70,50 % Tanah di Babel Bersertifikat, Sekda Naziarto Apresiasi  Langkah BPN

PANGKALPINANG –Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Naziarto mewakili…

4 Jam Tanpa Kendaraan, Bangka Uji Coba Car Free Day

SUNGAILIAT–Car free day untuk pertama kalinya diterapkan Pemerintah Kabupaten Bangka….

POPULER

HUKUM

1a-oke

IPTEK

2-ok

TEKNOLOGI