Densus 88 Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Islamic Centre‎

IMG-20251011-WA0006


GETARBABEL .COM, BANGKA – Densus 88 Polri melakukan sosialisasi wawasan kebangsaan di Islamic Centre Sungailiat dengan tema pencegahan intoleransi, radikalisme, terorisme, dan ekstrimisme. Bertempat di Gedung Serbaguna islamic center,Jumat 10/10

‎Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pencerahan kepada generasi muda tentang pentingnya menghargai perbedaan dan mencegah radikalisme.

‎Turut Hadir dalam kegiatan ini Ketua Yayasan Bahrul Ulum, Drs H Syaiful Zohri, Kepala Ponpes Bahrul Ulum Kyai Sukaryadi SPdI, Kepala Pengasuhan putra, ustadz Fauzan Aziz, kepala pengasuhan putri, ustadzah Yuniarsih MPd, Waka Kurikulum MTs Plus Bahrul Ulum ustadz Pebrian Saputra SPd. Ustadz/ustadzah, serta ratusan santri putra, dan putri.

‎Katim Pencegahan Satgaswil Babel Densus 88 Polri, Ipda Hariyadi, menyatakan bahwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah dinyatakan bersih dari radikalisme, namun perlu terus dilakukan upaya pencegahan. “Pencegahan harus terus dilakukan,” tegasnya.

‎Sosialisasi ini dihadiri oleh ratusan santri putra dan putri, serta para ustadz dan ustadzah di lingkungan Islamic Centre. Narasumber, Briptu Al Hadj, menjelaskan bahwa intoleransi adalah akar dari permasalahan radikalisme dan terorisme. “Intoleransi adalah sikap yang tidak mengakui perbedaan, dan dapat berkembang menjadi radikalisme dan terorisme,” jelasnya

Briptu Farhan, narasumber lainnya, menambahkan bahwa Densus 88 terus melakukan upaya pencegahan radikalisme dan terorisme, dan hasilnya sudah terlihat dengan tidak adanya penindakan atau penangkapan pelaku terorisme sepanjang 2024 hingga sekarang.

‎Ketua Yayasan Bahrul Ulum, Drs H Syaiful Zohri, menyambut baik kegiatan sosialisasi kebangsaan ini dan berharap dapat menambah wawasan para civitas akademika Islamic Centre. Dengan kegiatan ini, diharapkan para santri dapat terhindar dari radikalisme dan menjadi generasi yang toleran dan cinta damai.pungkasnya.

Anggota Densus 88 Anti Teror Polri, Briptu Al-Hadj, mengungkapkan bahwa seorang pelajar di Bali terpapar radikalisme karena bermain game di gadget. Pelajar tersebut masuk ke grup percakapan yang berisi informasi yang berujung pada paham radikalisme.

‎”Gara-gara game, pelajar ini jadi radikal,” kata Al-Hadj dalam sosialisasi wawasan kebangsaan di Islamic Centre Sungailiat.

‎Al-Hadj mengimbau para santri untuk berhati-hati ketika menggunakan gadget dan media sosial, karena pelaku radikalisme menggunakan platform ini untuk menyebarkan paham mereka. (Fir)

Posted in

BERITA LAINNYA

Shaum dan Ibadah Ramadhan Rasulullah SAW  (23): Al-Qur’an sebagai Kurikulum Kehidupan

Oleh : Abdullah Hehamahua || Penasehat KPK (2005-2013 || Aktivis…

OPINI: “All Eyes On Rafah” (Bukan Perihal Keagamaan Tapi Esensial Kemanusiaan)

Oleh, MARWAN || Sesama Umat || Aktivis HMI “All Eyes…

Harga CPO Turun Tipis, Pabrik Diminta tak Turunkan TBS

GETARBABEL.COM, BANGKA –– Hasil tender Crude Palm Oil (CPO) di…

POPULER

HUKUM

hipk

IPTEK

drone

TEKNOLOGI