Lalu Lintas Perahu Lancar Lewati Muara Air Kantung Jelitik, Ibu-Ibu Nelayan Gelar Syukuran
By beritage |
GETARBABEL.COM, BANGKA – Puluhan ibu-ibu yang merupakan istri para nelayan…
Thursday, 2 October 2025
Oleh: R. Azhari || Ketua UMUM HMI Komisariat Tarbiyah IAIN SAS BABEL Cabang Babel Raya
Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober di Indonesia. Peringatan ini muncul sebagai bentuk penghormatan terhadap Pancasila yang dianggap mampu menyelamatkan bangsa dari ancaman ideologi lain, khususnya komunisme yang berusaha menggantikan dasar negara. Setelah peristiwa G30S, pada tahun 1966 pemerintah menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila melalui Keputusan Presiden. Hari ini bukan sekadar peringatan duka, tetapi simbol keteguhan bangsa dalam mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara.
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang memiliki kedudukan fundamental dalam sistem kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai ideologi bangsa, Pancasila bukan hanya hasil pemikiran filosofis, tetapi juga refleksi dari nilai-nilai budaya, agama, dan tradisi masyarakat Indonesia yang beragam. Penetapan Pancasila pada 18 Agustus 1945 sebagai dasar negara menunjukkan konsensus politik seluruh elemen bangsa untuk menjadikannya fondasi kehidupan nasional.
Secara formal, bangsa Indonesia telah merdeka sejak 17 Agustus 1945. Namun, kemerdekaan substantif—yakni kebebasan dari kemiskinan, ketidakadilan, dan diskriminasi—belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh rakyat. Ungkapan “merdeka hanya pada mereka yang berkuasa” mencerminkan kritik terhadap realitas sosial, di mana kekuasaan, modal, dan jaringan politik masih menjadi penentu utama akses terhadap kesejahteraan.
Ungkapan “merdeka hanya pada mereka yang berkuasa” menjadi refleksi bahwa kemerdekaan substantif seringkali hanya dirasakan oleh segelintir elite politik, ekonomi, dan sosial. Bagi sebagian besar rakyat kecil, kemerdekaan masih terbatas: terbelenggu kemiskinan, tidak terlindungi secara hukum, serta tidak berdaya melawan kepentingan pemilik modal.
Di Bangka Belitung, misalnya, pengelolaan tambang timah yang merupakan salah satu sumber daya alam strategis lebih banyak dikuasai oleh pemilik modal dan elite politik. Masyarakat lokal, terutama nelayan dan buruh tambang, justru mengalami keterpinggiran dan kerentanan sosial. Kondisi ini menunjukkan adanya ketimpangan struktural yang bertentangan dengan cita-cita kemerdekaan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.
Perspektif Pancasila terhadap Ketimpangan Kemerdekaan
PROYEKSI STRATEGIS UNTUK RAKYAT
Fenomena saat ini menjadi kritik sosial yang semakin relevan dalam konteks BANGKA BELITUNG tahun 2025. Kesenjangan ekonomi, ketidakadilan sosial, serta lemahnya representasi politik menimbulkan jurang antara elite penguasa dan rakyat kecil. Dalam kondisi ini, dibutuhkan gerakan nyata untuk rakyat sebagai implementasi langsung dari nilai-nilai Pancasila, agar kemerdekaan tidak sekadar simbolis, tetapi substantif dan dirasakan oleh seluruh warga negara. Gerakan rakyat Babel melawan ketimpangan harus berlandaskan Pancasila sebagai ideologi praksis, bukan hanya slogan. Pancasila bukan hanya teori, tapi pedoman agar kekayaan alam Babel membawa kemakmuran, keadilan, dan keberlanjutan hidup rakyat.
Gerakan nyata untuk rakyat bukan sekadar slogan politik, melainkan sebuah kewajiban moral, konstitusional, dan ideologis. Dalam perspektif Pancasila, gerakan ini adalah wujud konkret dari cita-cita bangsa: mewujudkan keadilan sosial, menghormati martabat kemanusiaan, dan membangun persatuan nasional. Tanpa gerakan nyata, kemerdekaan hanya menjadi milik segelintir elite, sementara rakyat tetap berada di pinggiran sejarah. TUNTUTAN RAKYAT MERDEKA 100%! (*)
Posted in SOSBUD
GETARBABEL.COM, BANGKA – Puluhan ibu-ibu yang merupakan istri para nelayan…
GETARBABEL.COM, BANGKA BARAT — Polsek Kelapa jajaran Polres Bangka Barat…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Para mahasiswa baru Polman Babel terus menjalani…
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sejumlah ASN…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sungguh miris…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Kawasan hutan seluas…