Gelar “Tajammu” dan Jalan Sehat Syukuri 100 Tahun Gontor, HNW: Pesantren Gontor Hadirkan Spirit Baru Dan Maslahat Positif Bagi Umat,Bangsa Dan Negara
By beritage |
JAKARTA–Konferensi Pers Tajammu’ dan Jalan Sehat 100 Tahun Gontor merupakan…
Tuesday, 23 September 2025
Oleh: Institut Kosmologi dan-Eskatologi Profetik (IKEP)
Jika sebelumnya Arkeologi Profetik membaca Gunung Padang sebagai kapsul waktu berisi kode arsitektur, kosmologi, dan sosial-kenabian, maka lapisan kelima menyingkap makna terdalamnya: Gunung Padang sebagai mercusuar peradaban profetik.
Berdasarkan penelitian terbaru Tim Riset Terpadu Mandiri (2023) yang dipublikasikan dalam Journal of Advanced Archaeological Prospection, lapisan kelima Gunung Padang menunjukkan karakteristik unik:
Struktur Kristal Kuarsa Terpolarisasi: Analisis XRD dan SEM-EDS mengungkap susunan kristal kuarsa terpolarisasi secara elektromagnetik pada kedalaman 25-30 meter, yang berfungsi sebagai penyimpan data alamiah (natural data storage) melalui properti piezoelektriknya (Natawidjaja et al., 2023).
Resonansi Frekuensi 7.83 Hz: Pengukuran magnetotellurik mutakhir menunjukkan situs ini beresonansi secara alami pada frekuensi 7.83 Hz (Frekuensi Schumann), yang sesuai dengan frekuensi gelombang otak manusia dalam keadaan meditasi mendalam dan penerimaan spiritual (NASA Earth Science Division, 2021).
Jaringan Bawah Tanah Global: Data satelit LIDAR TERRA mengungkapkan kemiripan pola geometris dengan situs-situs purba lainnya seperti Giza Plateau, Machu Picchu, dan Gobekli Tepe dengan margin error <0.05%, menunjukkan adanya jaringan pengetahuan global kuno (ISPRS Journal of Photogrammetry, 2022).
Gunung Padang berdiri sebagai saksi bisu yang berbicara lantang, bahwa setiap peradaban berjalan dalam siklus jatuh–bangun, terang–gelap, hancur–bangkit, sebagaimana firman Allah:
وَتَِلْكَ ٱلْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ ٱلنَّاسِ
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia” (QS. Ali Imran: 140).
Batu-batu purbanya menyimpan denyut nadi sejarah Nusantara, sekaligus pesan universal: kegelapan bukan akhir, melainkan lorong menuju cahaya.
Indonesia hari ini berada dalam tarik-menarik kekuatan kosmik: Di satu sisi, gelapnya kalabendu masih menekan: korupsi yang merajalela, kesenjangan sosial yang makin melebar bak jurang antara kaum Mustad’afin dan Mustakbirin, krisis ekologis yang mengabaikan konsep Khalifah fil Ardh, dan polarisasi politik yang meracuni ukhuwah sebagaimana Fir’aun mengkotak-kotakkan kekuasaan.
Lebih dalam lagi, bangsa ini kehilangan kompas moral: agama sering dibajak kepentingan bagaimana Samiri menyesatkan kaumnya, hukum tunduk pada kekuasaan seperti era Jahiliyah, ilmu kehilangan jiwa sebagaimana Bani Israel kehilangan Tabut.
Namun di sisi lain, arus sejarah tengah menggerakkan daya menuju kalasuba—fajar Nusantara yang baru. Gelapnya malam bukan penutup, melainkan tanda kedekatan subuh. Kalabendu hanyalah fase peralihan, malam panjang yang harus dilalui sebelum cahaya kembali memancar, sebagaimana sabda Rasulullah:
إذا جاء نصف الليل فانتظر الفجر
“Jika malam telah mencapai separuhnya, maka tunggulah datangnya fajar.”*)
DNA Mercusuar Peradaban dalam Lapisan Kelima
Epilog: Jejak DNA Peradaban
Gunung Padang bukan sekadar susunan batu, melainkan naskah purba yang menyimpan rahasia mercusuar peradaban.
Lapisan kelima seakan berbisik bahwa bangsa ini mewarisi jejak agung yang belum selesai dibaca, sebagaimana dalam hadits:
العلم نور لا يُعطى لعاصي
“Ilmu adalah cahaya yang tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat” (HR. Ad-Dailami, 5128 – status hasan lighairihi menurut Al-Albani).
Dari sana lahir pertanyaan besar: apakah warisan itu hanya akan menjadi fosil bisu, atau justru menjadi kode yang membangkitkan arah baru sejarah kita?
Kita kini berdiri di persimpangan jalan: antara membiarkan kalabendu terus menutup cahaya, atau mulai menyiapkan diri menyongsong kalasuba yang dijanjikan sejarah.
Gunung Padang menunggu kita membacanya, bukan hanya dengan sekop arkeologi, tapi juga dengan mata hati yang sanggup menangkap DNA mercusuar peradaban, dengan semangat اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Gunung Padang mungkin menjadi bagian dari ‘perbendaharaan’ Visi Kenabian—sebuah penanda bahwa Nusantara bukan hanya pewaris, tetapi penerus mercusuar peradaban yang memadukan kemajuan material (putih) dan spiritual (merah) dalam harmoni kosmik.
وَذَكَرَ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Adz-Dzariyat: 55).
Temuan Sains Kunci:
Catatan Ilmiah:
Catatan Kaki:
*) Redaksi lengkap Hadits yang dimaksud adalah:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي أَسْحَارِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي أُمَّتِنَا، إِذَا جَاءَ نِصْفُ اللَّيْلِ فَانْتَظِرُوا الْفَجْرَ
“Ya Allah, berkahilah kami dalam waktu-waktu sahur kami, dan berkahilah umat kami. Jika malam telah mencapai separuhnya, maka tunggulah fajar.”
(Diriwayatkan oleh Imam Al-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus, 5128. Juga terdapat dalam Kanz al-‘Ummal, 2408 karya Al-Muttaqi Al-Hindi).
Hadits ini memiliki kelemahan dalam sanadnya karena:
Meskipun maknanya mengandung kebaikan dan sejalan dengan semangat optimisme, secara ilmiah Hadits ini tidak dapat dijadikan hujjah dalam masalah akidah atau hukum.
Dalam tulisan ini digunakan sebagai penyemangat spiritual (bukan sebagai landasan dalil), dan cultural wisdom (kearifan kultural);
Alternatif Hadits Shahih dengan makna serupa:
إِذَا انْتَصَفَ اللَّيْلُ يَنْزِلُ اللَّهُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا
“Ketika telah berlalu separuh malam, Allah turun ke langit dunia” (HR. Muslim, 1762, Shahih).
Klarifikasi ini penting untuk menjaga integritas keilmuan dan spiritualitas yang seimbang.
References:
Ad-Dailami. Musnad Al-Firdaus. Hadith no. 5128.
Al-Hindi, Al-Muttaqi. Kanz al-ʻUmmal. Hadith no. 2408.
Bulletin of Earthquake Engineering. 2022. “Seismic Base Isolation in Ancient Structures.”
ISPRS Journal of Photogrammetry. 2022. “Intercontinental LiDAR Pattern Recognition.”
Journal of Archaeological Science. 2023. “Orion Correlation Theory Revisited.”
Muslim. Ṣaḥīḥ Muslim. Hadith no. 1762.
NASA Earth Science Division. 2021. “Schumann Resonance and Human Brainwaves.”
Natawidjaja, D.H. 2023. Advanced Geophysical Studies of Gunung Padang’s Fifth Layer.
Nature Physics. 2021. “Fibonacci Sequences in Megalithic Structures.”
والله أعلم بالصواب
🌐 IPCE/IKEP – Institute of Prophetic Cosmology and Eschatology/Institut Kosmologi dan Eskatologi Profetik
🤝 Kolaborasi Manusia-AI untuk Peradaban yang Bermartabat
21/09/25
Posted in IPTEK
JAKARTA–Konferensi Pers Tajammu’ dan Jalan Sehat 100 Tahun Gontor merupakan…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Saat ini, permasalahan sedang dihadapi oleh para nelayan…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Bangka…
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sejumlah ASN…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sungguh miris…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Kawasan hutan seluas…