3 Mahasiswa Sosiologi UBB Lakukan Penelitian Tradisi Padi Ladang (Berume) Di Desa Pangkal Niur

IMG-20250826-WA0009

GETARBABEL.COM, BANGKA – Saat ini arus modernisasi pada sektor pertanian dirasa semakin menggeser tradisi lokal, 3 mahasiswa Sosiologi Universitas Bangka Belitung turun langsung ke Desa Pangkal Niur, Kabupaten Bangka. Mereka adalah Harmin (Ketua tim riset) , Ebin (Anggota) dan Ilham Rizki Juliansyah (Anggota).

3 mahasiswa tersebut sekarang sedang meneliti fenomena unik; mengapa masyarakat di desa tersebut masih mempertahankan tradisi padi ladang atau berume di tengah banyaknya terpaan kerentanan yang terjadi.

“Penelitian ini berangkat dari kondisi nyata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dimana kecenderungan pemerintah daearah kini lebih memfokuskan swasembada pangan ke arah padi sawah. Dibangunnya infrastruktur irigasi ,bendungan, sampai pendistribusian bibit unggul disasarkan pada lahan sawah di Bangka Selatan, khusunya di Desa Rias,” papar ketua tim riset, Hermin.

Oleh karena itu, pihaknya memilih Desa Pangkal Niur bukan tanpa alasan, sebagian besar masyarakat masih mempertahankan tradisi bertani ladang. “Bahkan warga memanfaatkan lahan kosong di sela-sela sawit yang masih muda untuk di tanami padi ladang dan menolak tegas tawaran dari perusahaan sawit yang ingin membeli lahan mereka,” tambahnya.

Para mahasiswa ini lebih jauh ingin mendalami alasan keteguhan  masyarakat Pangkal Niur dalam pertanian. Pertanyaan yang muncul apakah padi ladang hanya dipertahankan karena faktor identitas, atau ada rasionalitas lain yang berkaitan dengan ketahanan pangan lokal?

Selain itu mereka juga menyoroti bagaimana masyarakat mempraktikkan nilai-nilai kearifan lokal dalam berume.
‎ Berdasarkan catatan awal penelitian, masyarakat Pangkal Niur selalu menghadapi berbagai rintangan, mulai dari keterbatasan lahan , cuaca ekstrem yang tak menentu hingga serangan hama  seperti monyet , tikus, dan burung pipit. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih luas mengenai pentingnya pelestarian praktik berume.

Ditempat terpisah Kepala Desa Pangkal Niur mengungkapkan bahwa berume adalah tradisi leluhur yang masih terjaga Samapi sekrang. “Berume bagi kami bukan sekedar bertani akan tetapi sudah menjadi tradisi turun-temurun dari zaman nenek moyang” ungkap kepala desa pangkal niur saat diwawancarai. (SF)

Posted in

BERITA LAINNYA

Polres Bangka Gelar Razia Gabungan, 37 Pelanggar  Sidang di Tempat

GETARBABEL.COM, BANGKA — Operasi Patuh Menumbing 2024, Satuan Lalu Lintas…

Majelis Hakim PTUN Keluarkan Putusan Sela, Proyek STiAKIN Ditunda Pelaksanaannya

GETARBABEL.COM, PANGKALPINANG– Majelis Hakim yang memeriksa perkara terkait gugatan tender…

Jelang Pilkada Ulang, Ini Imbauan Bawaslu ke KPU dan Parpol se-Kabupaten Bangka

GETARBABEL.COM, BANGKA– Menjelang Tahapan Pencalonan pada Pemilihan Ulang Tahun 2025,…

POPULER

HUKUM

hipk

IPTEK

drone

TEKNOLOGI