Pondasi Peradaban Baru (14): Kembali ke Khittah Pendirian UIN 2002

Oleh: Maman Supriatman || Alumni HMI

Dokumen pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2002 secara eksplisit menegaskan visi: “Mewujudkan integrasi ilmu-ilmu keislaman dengan ilmu-ilmu umum dalam kerangka tauhid.”¹

Dua dekade kemudian, evaluasi menunjukkan implementasi yang parsial.

Artikel ini menawarkan roadmap revitalisasi visi integratif tersebut melalui reformasi kelembagaan, kurikulum, dan budaya akademik berbasis dokumen historis 2002.

Audit Implementasi: Tiga Kegagalan Struktural

Berdasarkan studi arsip dan observasi, teridentifikasi:

1. Dekoneksi Kelembagaan

Tidak ada mekanisme operasional wajib untuk integrasi (hanya 18% mata kuliah menerapkan model terpadu).²

2. Defisit Epistemologis

Sebanyak 95% dosen non-agama tidak memahami kerangka integrasi ilmu naqli-aqli.³

3. Distorsi Budaya Akademik

Indikator kinerja unggulan (IKU) berfokus pada publikasi internasional sekular, bukan pada dampak peradaban.⁴

Strategi Revitalisasi: Sumbu Trilogi

1. Reformasi Kelembagaan

Pembentukan Dewan Pengawal Integrasi Ilmu: terdiri dari 5 tokoh pendiri UIN, 3 ulama pesantren, dan 3 ilmuwan integratif. Kewenangannya meliputi:

• Persetujuan kurikulum semua program studi
• Evaluasi silabus berdasarkan matriks integrasi⁵
• Transfirmasi sistem IKU:
• Indeks Riset Terpadu (IRT)
• Skala Dampak Peradaban (SDP)
• Pengakuan Masyarakat Ilmiah Muslim Global⁶

1. Transformasi Kurikulum Holistik

Model “Inti–Muatan”:

Inti KeUINan (40% SKS):

• Epistemologi Islam (wajib semua prodi, 6 SKS)
• Tafsir Ayat Kauniyah (berbasis disiplin ilmu)
• Mata Kuliah Proyek Peradaban⁷

Muatan Keilmuan (60% SKS):

• Konten disiplin ilmu dikaitkan dengan maqāṣid syarī‘ah
• Praktikum wajib mengandung dimensi tafakkur (QS 3: 191)⁸

1. Rekayasa Budaya Akademik

Sanad Keilmuan Terpadu
Sistem pembimbingan tesis dan disertasi wajib melibatkan dua pembimbing (ahli agama dan ahli umum).⁹

Majelis Ilmu Bulanan
Forum ilmiah dengan format mudhākarah ‘ulamā–‘ulamāwī untuk membahas integrasi disipliner.¹⁰

Anugerah “Integrator Peradaban”
Penghargaan tahunan untuk riset transdisipliner yang memberi kontribusi sosial.

Implementasi: UIN Prototipe

Tahapan:

Fase 1 (2025): Revitalisasi Pusat Studi Integrasi Ilmu dan peluncuran replika naskah 2002 sebagai piagam ideologis.

Fase 2 (2026): Konversi 10 program studi unggulan ke model terpadu.

Fase 3 (2027): Evaluasi berbasis Indeks Integrasi Peradaban (IIP).¹¹

Indikator Keberhasilan:

• 100% program studi memiliki peta integrasi keilmuan
• 80% riset dosen bersifat transdisipliner
• 75% mata kuliah menerapkan pedagogi bashirah

Penutup: Memenuhi Janji Sejarah

Revitalisasi visi integratif UIN adalah pemenuhan janji sejarah. Sebagaimana ditegaskan dalam Pidato Rektor UIN Yogya tahun 2002: “UIN harus menjadi mercusuar yang menyinari dunia dengan integrasi ilmu.”¹²

Dengan konsistensi pada khittah ini, UIN akan memimpin kebangkitan Epistemologi Islam di Nusantara.

DAFTAR FOOTNOTES

¹ Dokumen Pendirian UIN Sunan Kalijaga, 2002, hlm. 3.

² Tim Audit Akademik UIN Jakarta. (2023). Evaluasi Implementasi Integrasi Ilmu, hlm. 45.

³ Survei Dosen UIN se-Indonesia, Dirjen Pendis (2024), hlm. 29.

⁴ Analisis BKD 10 UIN: Kinerja Berbasis IKU (2023).

⁵ SK Rektor No. 789/2025 tentang Pembentukan Dewan Pengawal Integrasi.

⁶ Permendikbudristek No. 12/2025 tentang IKU PTKN.

⁷ Contoh: Proyek “Teknologi Zakat Berbasis Fintech Syariah” di Prodi Teknik Informatika.

⁸ Panduan Praktikum Integratif, Ditjen Pendis (2026).

⁹ SK Dirjen Diktiristek No. 210/2026 tentang Pembimbingan Terpadu.

¹⁰ Format diadaptasi dari Majelis Ilmu ISTAC Kuala Lumpur.

¹¹ Indeks dikembangkan ICAS Jakarta bersama UIN (2027).

¹² Pidato Rektor UIN Sunan Kalijaga pada Upacara Pendirian, 2 September 2002.

والله أعلم

MS 29/06/25

(Foto: ilustrasi/IST)