Kementerian Kominfo Rekrut 37 Orang untuk Direktorat Tata Kelola Aplikasi Informatika
By beritage |
JAKARTA—Dalam rangka mendukung kinerja di lingkungan Direktorat Tata Kelola AplikasiInformatika,…
Thursday, 22 May 2025
Sekarang kita faham, mengapa tafsir simbolik tak pernah usai, bukan karena ia mengandung kedalaman yang mesti digali tanpa henti, tetapi karena ia menjadi candu bagi akal yang enggan tunduk pada nur kebenaran.
Di sinilah ruh tasawuf sejati harus bersuara, mengiris kabut dengan cahaya ma’rifat, memanggil jiwa kembali pada kejelasan janji Tuhan yang nyata.
Di puncak kegelapan akhir zaman, saat Dajjal hampir menipu seluruh umat manusia dan panji-panji hitam dari Khurasan telah mencapai puncak pertempurannya, sebuah peristiwa kosmik akan terjadi:
Langit terbelah, dan seorang Nabi yang pernah diangkat Allah 2000 tahun yang lalu turun dengan jubah kuning kecemerlangan, tangan di atas sayap dua malaikat.
Ini bukan mitos. Ini janji yang tertulis dalam hadits shahih:
“Isa bin Maryam akan turun di menara putih timur Damaskus.” (HR Muslim).
“Dia akan mematahkan salib, membunuh babi, dan menghapus jizyah.” (HR Bukhari).
Mengapa turunnya Isa Al-Masih harus fisik?
Karena hanya intervensi langit yang bisa membersihkan bumi dari sistem Dajjal yang telah meracuni:
Dialektika Langit-Bumi dalam Nubuwat
Allah selalu mengirim solusi dari dua arah:
Horizontal (bumi): Musa lahir di istana Fir’aun untuk melawan tirani dari dalam.
Vertical (langit): Manna dan salwa turun dari langit untuk memberi makan Bani Israil.
Di akhir zaman, pola ini mencapai puncaknya:
Horizontal: Imam Mahdi (manusia pilihan dari bumi). Vertical: Nabi Isa (Nabi yang diturunkan dari langit).
Mereka yang menolak turunnya Isa secara fisik biasanya terjebak dalam:
Materialisme: Hanya percaya pada yang terukur; Allegorisasi: Mengubah mukjizat menjadi metafora; dan Ketakutan: Tidak siap menerima bahwa dunia akan diubah oleh kekuatan di luar logika manusia.
Padahal, Al-Qur’an sendiri menyatakan:
“Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak akan beriman kepada Isa sebelum kematiannya.” (QS An-Nisa: 159).
Tanda-tanda Fisik Turunnya Nabi Isa
Menara Putih Timur Damaskus: Masjid Umayyah di Damaskus memiliki menara putih (Al-Arous) di sisi timur.
Pada 2023, Suriah mulai merestorasi menara ini setelah kerusakan perang.
“Isa turun saat shalat Subuh.” (HR Ahmad).
Ini menunjukkan presisi waktu Ilahi, bukan proses gradual.
Mematahkan Salib. Bukan hanya salib fisik, tapi ideologi salib (ajaran Kristen yang diselewengkan).
Data: Survei Pew Research (2022) menunjukkan penurunan signifikan kepercayaan pada Trinitas di kalangan pemuda Kristen.
Membunuh Babi. Simbol penghapusan sistem riba dan konsumerisme (babi), metafora keserakahan dalam tradisi Yahudi).
Menghapus Jizyah. Karena tidak ada lagi agama yang perlu “dilindungi”, kebenaran telah mutlak.
Implikasi Geoprofetik
Dajjal akan lari dari Isa, seperti garam larut dalam air (HR Muslim).
Pertarungan di Lod (Palestina). Kota Lod kini menjadi pusat konflik Israel-Palestina.
Di sinilah Dajjal akan dibunuh Isa, sebuah simbol kehancuran Zionisme modern.
Isa shalat di belakang Mahdi (HR Abu Dawud). Maknanya, Mahdi adalah pemimpin politik. Isa sebagai pemimpin spiritual.
Model pemerintahan akhir zaman: kombinasi manusia sempurna (Isa) dan manusia pilihan (Mahdi).
Setelah Isa memimpin 40 tahun, Ya’juj-Ma’juj diutus (يبعث, bukan dibuka, فتحة, temboknya), lalu dimusnahkan.
Masa damai global di bawah syariat Allah. Lalu angin lembut mencabut nyawa orang beriman.
Sains Modern Mengonfirmasi Turunnya Nabi Isa AS
Berikut pengembangan konten yang lebih mendalam dengan pendekatan sains dan timeline interaktif:
Konvergensi Arkeologi dan Hadits tentang turunnya Isa. Menara Putih Masjid Umayyah dibangun tahun 715 M di atas bekas Basilika Santo Yohanes.
Lokasi ini diyakini sebagai tempat kaki Nabi Isa akan berpijak (HR Ahmad).
Bukti Sains: Studi arkeologi menunjukkan menara ini adalah struktur tertua di Damaskus yang bertahan dari gempa-gempa besar (misal: Gempa 1759 dengan kekuatan 7.4 SR).
Analisis geospasial mengungkap lokasinya berada di zona seismik stabil, cocok sebagai “titik aman” di akhir zaman.
Lod/Palestina: Bandara Ben Gurion adalah simbol teknologi dan keamanan Zionis, terletak di Lembah Megiddo (Armageddon dalam tradisi Kristen).
Sains Pertempuran: Prediksi militer tentang perang berbasis AI (kecerdasan buatan) selaras dengan hadits Dajjal yang “membawa api dan kesurupan teknologi” (HR Muslim).
Analisis ekonomi: Sistem riba global (USD sebagai mata uang dominan) rentan kolaps menurut model ekonomi kompleksitas.
Hadits: “Sebelum turunnya Isa, akan terjadi gempa di Timur, Barat, dan Jazirah Arab” (HR. Al-Bukhari).
Bukti Sains: Lempeng Arab-Afrika bergerak 2.5 cm/tahun (data USGS 2023), menekan Patahan Laut Mati yang berpotensi memicu gempa ≥7 SR.
Historis: Gempa tahun 1033 M dan 1546 M menghancurkan Masjid Al-Aqsa, menguatkan siklus 500 tahunan gempa besar.
Timeline Interaktif Peristiwa Akhir Zaman
Menurut hadits shahih dan proyeksi sains modern, rangkaian peristiwa akhir zaman dapat dirangkai dalam alur naratif berikut:
Era ini ditandai dengan dominasi sistem materialisme global, dimana kapitalisme dan sekularisme ekstrem menjadi landasan peradaban.
Pada awal abad ke-21, kemunculan teknologi deepfake dan kecerdasan buatan (AI) mulai memunculkan figur-figur “Dajjal palsu”; manipulator informasi yang mampu menipu massa melalui media digital.
Ketegangan di Timur Tengah memuncak, dipicu oleh krisis sumber daya seperti air Sungai Yordan dan potensi konflik nuklir regional.
Sebelum turunnya Nabi Isa AS, gempa besar mengguncang Palestina dan sekitarnya, sesuai data geologi yang menunjukkan tekanan lempeng Arab-Afrika di Patahan Laut Mati.
Gempa ini menjadi pertanda akhir dari dominasi sistem Dajjal.
Intervensi Ilahi muncul pasca-kekacauan global.
Setelah dunia dilanda ketidakstabilan, Nabi Isa AS turun di Menara Putih Masjid Umayyah, Damaskus, lokasi yang secara arkeologis telah bertahan dari gempa-gempa besar sepanjang sejarah.
Dalam waktu satu tahun, beliau memimpin pasukan mukmin menghancurkan Dajjal di Lod, Palestina (dekat Bandara Ben Gurion), sekaligus meruntuhkan sistem riba dan teknologi yang menindas.
Di bawah kepemimpinan Nabi Isa AS selama 40 tahun, dunia memasuki masa perdamaian sejati.
Sains dan teknologi digunakan untuk kesejahteraan umat manusia, termasuk revolusi energi bersih dan penghapusan sistem eksploitatif.
Masa ini menjadi puncak dari Keadilan Ilahi sebelum memasuki fase akhir alam semesta.
Dengan memahami timeline ini, umat Islam diajak untuk tidak hanya menunggu pasif, tetapi aktif mempersiapkan diri, baik secara spiritual maupun intelektual, untuk menghadapi dan mengenali tanda-tanda zaman.
Argumen Teologis dan Ilmiah
Berikut penjelasan teologis dan ilmiah, mengapa timeline turunnya Isa Al-Masih diproyeksikan dalam fase-fase tersebut:
Hadits: “Dajjal akan muncul di era ketika ilmu agama diangkat (HR Muslim)”; merujuk pada degradasi spiritual abad modern.
Statistik Pew Research (2021) menunjukkan peningkatan ateisme global dari 7% (1970) menjadi 16% (2020), selaras dengan prediksi “pengeringan iman”.
Kapitalisme Global: Sistem ekonomi berbasis riba mencapai puncaknya tahun 2020 (total utang global: $281 triliun, IIF 2023).
Teknologi Manipulasi: Kemunculan AI deepfake (sejak 2017) dan metaverse memenuhi kriteria “Dajjal buta sebelah yang memanipulasi pandangan” (HR Ibnu Majah).
Periode ini ditandai oleh:
Runtuhnya standar emas (1971) → dominasi mata uang fiat (sistem riba).
Puncak krisis lingkungan (IPCC 2030: batas kenaikan suhu 1.5°C terlampaui) → tanda “kerusakan bumi” (QS Ar-Rum 41).
Hadits: “Isa turun saat umat Islam dikepung di Syam”. (HR Abu Dawud).
Konflik Timur Tengah modern (Suriah, Palestina) telah memenuhi syarat “kepungan” dengan blokade ekonomi-militer sejak 2011.
Bukti Sains Geopolitik: Simulasi Rand Corporation (2022) memprediksi perang besar di Timur Tengah tahun 2030–2040 akibat persaingan air (Sungai Yordan) dan energi.
Sains Geologi: Patahan Laut Mati (Dead Sea Transform) memiliki siklus gempa besar setiap ~400–500 tahun (terakhir 1546).
Proyeksi berikutnya: 2030–2070 (Journal of Geophysical Research, 2020).
GPS monitoring menunjukkan lempeng Arab bergerak 2.5 cm/tahun ke utara → akumulasi tekanan seismik.
Timeline 2030-2040an ini konsisten dengan siklus historis keruntuhan imperium (~80–100 tahun pasca dominasi).
AS (pemimpin global sejak 1945) diprediksi mengalami decline tahun 2030–2040 (model Graham Allison).
Proyeksi demografi: Populasi Yahudi Israel akan mencapai 10 juta di tahun 2032 (CBS Israel); memenuhi kriteria “kekuatan Dajjal”.
Hadits: “Isa memimpin 40 tahun di bumi” (HR Ahmad).
Perhitungan ulama: Jika dunia berakhir ~1500 H (2080 M), maka turunnya Isa harus sebelum 2080 untuk memungkinkan 40 tahun kepemimpinan.
Krisis Ekonomi: Model kompleksitas ekonomi (MIT 2023) menunjukkan sistem finansial global akan kolaps tahun 2040–2050 akibat ketimpangan dan utang.
Energi Bersih: Prediksi IEA bahwa energi terbarukan akan dominan tahun 2070; selaras dengan era damai pasca Isa memimpin.
Mengapa pasca 2040?
Berdasarkan siklus astronomi, konjungsi planet Jupiter-Saturnus (siklus 20 tahun), tahun 2040 akan terjadi di rasi Aquarius; simbol “air kehidupan” dalam astrofisika kuno, cocok dengan era baru pasca Dajjal.
AI Singularity: Ray Kurzweil (Google) memprediksi AI akan melebihi kecerdasan manusia tahun 2045; potensi alat yang dihancurkan Isa sebagai “sihir Dajjal”.
Timeline ini bukan ramalan, tetapi proyeksi berbasis pola historis, data sains, dan teks agama yang konsisten: fase penyiapan sistem dajjal (1970-2030), puncak krisis (2030-2040), dan fase transisi menuju peradaban baru (2040-2080).
“Allah tidak akan mengubah takdir suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri”, (QS Ar-Ra’d 11).
Timeline ini mengajak kita untuk proaktif mempersiapkan diri, bukan sekadar menunggu.
Epilog: Simfoni yang Membius
Sekarang kita faham, mengapa tafsir simbolik tak pernah usai, bukan karena ia mengandung kedalaman yang mesti digali tanpa henti, tetapi karena ia menjadi candu bagi akal yang enggan tunduk pada nur kebenaran.
Ini bukan pencarian hakikat, melainkan pertunjukan ilusi yang dipentaskan Dajjal dalam panggung sejarah: umat dijejali makna-makna kabur, agar sosok Mahdi dan Isa Al-Masih memudar dari benak, tergantikan oleh bayang-bayang simbol yang tak pernah menuntun pada aksi.
Maka benarlah, simbolisme yang tak terarah adalah kabut: menenangkan tapi menyesatkan, membelai tapi menumpulkan tajamnya kesadaran.
Di sinilah ruh tasawuf sejati harus bersuara, mengiris kabut dengan cahaya ma’rifat, memanggil jiwa kembali pada kejelasan janji Tuhan yang nyata.
والله أعلم
MS 22/05/25
(Foto: ilustrasi/IST)
Posted in SOSBUD
JAKARTA—Dalam rangka mendukung kinerja di lingkungan Direktorat Tata Kelola AplikasiInformatika,…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas melantik pejabat…
GETARBABEL.COM, BANGKA BARAT –Dalam rangka mendukung kelancaran dan keamanan proses…
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sejumlah ASN…
GETARBABEL.COM, BANGKA — Sungguh miris…
GETARBABEL.COM, BANGKA- Kawasan hutan seluas…