Jiwa Yang Tenang Di Tengah Bumi Yang Retak (33):  Dari Teks Ke Realitas (Keniscayaan Kemunculan Imam Mahdi Secara Fisik)

images

Oleh: Maman Supriatman || Alumni HMI

Ini bukan teori konspirasi. Ini adalah peta Ilahi yang sedang tersingkap. Dunia sedang menyaksikan puzzle nubuwat tersusun. Tugas kita: mengenali tanda, tidak terperangkap narasi palsu, dan tetap tenang di bumi yang retak.

Di tengah dunia yang terguncang oleh perang, propaganda, dan krisis makna, muncul satu pertanyaan yang semakin mendesak: apakah nubuwat akhir zaman masih diyakini sebagai realitas yang akan terwujud, atau telah direduksi menjadi simbol moral belaka?

Di kalangan akademik dan mimbar dakwah modern, Dajjal kerap dimaknai sebagai sistem politik global, Ya’juj-Ma’juj sebagai arus globalisasi destruktif, dan Mahdi sebagai konsep keadilan.

Padahal dalam nubuwat, realitas tak pernah dimaksudkan sekadar sebagai metafora.

Allah membuktikan kebenaran janjiNya bukan melalui argumen teologis, melainkan melalui sejarah, sejak penciptaan Adam hingga janji kemenangan akhir.

Sama halnya, untuk menjawab pertanyaan malaikat tentang penciptaan Adam, Allah tidak menjawabnya dengan argumen teologis apalagi metaforis. Ia menjawabnya melalui proses sejarah yang belum difahami oleh malaikat.

Nabi Muhammad SAW menyampaikan bahwa al-Mahdi akan muncul sebagai pemimpin nyata, membawa panji hitam dari Khurasan, memimpin pasukan berkuda menuju Baitul Maqdis.

Afghanistan: Tanah yang Tak Pernah Tunduk

Jika titik kemunculan Dajjal berada di wilayah kekuasaan peradaban Barat yang kini memimpin tatanan dunia, maka titik awal kebangkitan pasukan Mahdi dinubuwatkan berasal dari wilayah timur, Khurasan.

(Yaitu titik kemunculan dajjal sebagai sistem global. Syekh Imran menyebutnya Pulau Inggris, interpretasi atas hadits Tamim Ad-Dari [HR. Muslim, 2942] yang bertemu dajjal di sebuah pulau. Ini adalah fase pertama kemunculan dajjal di bumi selama 40 hari [HR. Muslim, 2937], atau Pax Britannica, sebelum kelak ia muncul secara fisik, yang akan keluar dari Isfahan Iran, diiringi oleh 70.000 pasukan Yahudi [HR. Muslim, 2944]).

Rasulullah SAW bersabda:

“Akan keluar dari arah Khurasan panji-panji hitam. Tidak ada yang bisa menghalangi mereka hingga mereka ditancapkan di Iliya (Baitul Maqdis).”

(HR. Ibnu Majah dalam al-Fitan, 4082; Musnad Ahmad 22396; Tirmidzi dalam al-Fitan, 2231 dan 2232. Hadits Hasan Gharib).

Khurasan klasik mencakup wilayah Iran timur, Afghanistan, dan sebagian Asia Tengah. Afghanistan adalah bagian dari medan awal pembentukan pasukan Mahdi.

Prajurit Khurasan bukanlah pasukan negara, tetapi gerakan transnasional yang berjiwa apokaliptik dan memimpikan tegaknya keadilan akhir zaman.

Bukan kebetulan, negeri ini sejak lama menjadi pusat perlawanan terhadap imperium global; sejak Inggris, Uni Soviet, hingga Amerika/NATO. Negeri ini telah menunjukkan daya tahan luar biasa terhadap dominasi kekuatan global.

Dari tiga perang Anglo-Afghan di era kolonialisme Inggris yang gagal menaklukkan tanah ini, hingga kegagalan Soviet dan Amerika Serikat yang mundur tanpa kemenangan, membuktikan bahwa Khurasan adalah medan yang tak pernah tunduk, dan tidak pernah bisa ditundukkan.

Taliban adalah satu-satunya kekuatan Muslim yang tidak kompromi dengan sistem Dajjal. Mereka menolak demokrasi sekuler dan tetap teguh dalam identitas Islamnya.

Maka tak heran jika wilayah ini disebut dalam hadits sebagai asal muasal pasukan panji hitam yang akan mendampingi Imam Mahdi.

Mahdi, Pasukan Hitam, dan Dunia Pasca-Teknologi

Hadits menyebutkan bahwa panji-panji hitam akan keluar dari Khurasan dan tidak bisa dihentikan hingga mereka menancapkan benderanya di Baitul Maqdis. Pasukan ini bersenjata, berpanji, dan berkuda, bukan sekadar simbol.

Bahkan, perintah Nabi agar kita menemui Mahdi meski harus merangkak di atas salju, menunjukkan bahwa kondisi global saat itu akan sangat ekstrem, kemungkinan besar akibat perang nuklir (Malhamah Kubra) yang melumpuhkan peradaban teknologi.

Einstein pernah berkata: “Saya tidak tahu senjata apa yang digunakan pada Perang Dunia III, tapi Perang Dunia IV akan menggunakan tongkat dan batu.”

Ini selaras dengan prediksi bahwa Mahdi akan muncul di masa kembalinya manusia ke era pra-industri. Maka, interpretasi bahwa Mahdi akan memimpin pasukan berkuda bukanlah simbol, melainkan deskripsi konkret, bahwa menjelang kemunculannya, dunia dipenuhi kekacauan dan kehancuran teknologi pasca Perang Dunia III.

Konfrontasi Nyata: Dajjal vs Mahdi

Seperti halnya sejarah menyaksikan dialektika pertarungan antara Namrud dan Ibrahim, Firaun dan Musa, maka akhir zaman akan menyaksikan konfrontasi final antara Dajjal dan Mahdi.

Ini bukan sekadar benturan ideologi, melainkan pertarungan fisik antara dua kubu besar dalam sejarah manusia.

Allah tidak pernah menyempurnakan misi kenabian dengan konsep semata; selalu ada utusan nyata, pembawa risalah secara fisik.

Maka, Mahdi tidak boleh direduksi menjadi simbol keadilan semata. Ia adalah bagian dari rantai misi kenabian.

Khurasan dan Gerak Strategis Al-Mahdi

Dari hadits-hadits yang menyebut panji-panji hitam keluar dari arah Khurasan, bisa ditarik kesimpulan bahwa titik awal gerakan Mahdi berasal dari wilayah timur.

Afghanistan menjadi lokasi utama karena secara historis menjadi benteng perlawanan terhadap dominasi global.

Pasukan Khurasan bukanlah entitas militer formal negara, melainkan gerakan lintas batas yang terinspirasi oleh semangat akhir zaman.

Meski belum mengenal Mahdi secara fisik, fitrah dan situasi geopolitik menyiapkan mereka untuk menyambutnya.

Fase Akhir: Runtuhnya Roma dan Dominasi Barat

Dalam hadits riwayat Muslim (5161), disebutkan urutan penaklukan: Arab, Persia, lalu Romawi. Ulama masa kini menafsirkan Romawi sebagai kekuatan Barat modern, simbolnya adalah NATO dan negara-negara seperti Amerika, Inggris, dan Vatikan sebagai pusat spiritual.

Maka, Roma yang akan ditaklukkan oleh pasukan Mahdi bukan sekadar tempat geografis, melainkan simbol supremasi ideologi dan kekuasaan global Dajjal.

Mahdi akan memimpin perlawanan ini bukan dengan diplomasi politik, melainkan dengan kekuatan profetik untuk membebaskan Baitul Maqdis dari dominasi global (yang ketiga dan terakhir).

Pasukan Hitam Khurasan: Antara Hadits dan Fakta Lapangan

Hadits menyebut panji-panji hitam yang bergerak dari Khurasan ke Baitul Maqdis. STRATFOR (2022) mencatat adanya konsentrasi militer Taliban di Kandahar, dengan seragam dan bendera yang sesuai deskripsi hadits.

Taliban bukanlah Mahdi, namun mereka merupakan pasukan inti yang mempersiapkan panggung bagi kemunculan Al-Mahdi.

Pidato-pidato mereka menyiratkan kerinduan akan “pemimpin yang dijanjikan”, dan strategi mereka menunjukkan perlawanan terhadap sistem global yang mendominasi.

Rute yang akan ditempuh pasukan panji hitam menuju Yerusalem diperkirakan: Afghanistan – Iran – Irak – Suriah – Palestina.

Kemungkinan besar jalur darat ini dipilih karena teknologi sudah lumpuh pasca-Malhamah.

Jane’s Defence (2024) melaporkan peningkatan aktivitas militer di koridor ini, memperkuat dugaan bahwa jalur tersebut bukan spekulasi, melainkan kemungkinan strategis yang tengah disiapkan.

Epilog: Dari Simbol ke Aksi Realis

Menafsirkan Mahdi sebagai simbol semata berarti mengabaikan Sunnatullah dalam sejarah, yang selalu menghadirkan tokoh-tokoh kunci dalam bentuk fisik.

Apalagi di zaman akhir, di mana tipu daya Dajjal bukan hanya ideologis, tapi sistemik dan global, maka jawabannya pun harus nyata dan global, yakni munculnya seorang pemimpin yang sudah disiapkan secara khusus: Imam Mahdi.

Sebagaimana firman Allah:

“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi, dan menjadikan mereka pemimpin, serta menjadikan mereka pewaris (bumi).”
(QS. Al-Qashash: 5).

Imam Mahdi adalah jawaban atas janji ini. Ia bukan simbol, tapi figur nyata. Dan zaman ini telah menunjukkan tanda-tandanya. Maka, ketika momen krusial itu tiba, tafsir simbolik dan sejenisnya akan menjadi arsip sejarah.

والله أعلم

MS 21/05/25

(Foto: ilustrasi/IST)

Posted in

BERITA LAINNYA

Polman Babel Luluskan 265 Wisudawan, 22 Langsung Kerja

GETARBABEL.COM, BANGKA — Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel)…

Seleksi Calon Taruna Perhubungan Dibuka, Baca Teliti Syarat Administrasinya

Sekolah kedinasan kementerian perhubungan kini telah mengumumkan Seleksi Penerimaan Calon…

Polres Bangka Amankan 3 Pelaku Eksploitasi Seksual Anak, Pasutri Jual Ponakan Rp300.000 ke Teman

GETARBABEL.COM, BANGKA — Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Bangka…

POPULER

HUKUM

hipk

IPTEK

drone

TEKNOLOGI